Selamat Datang, Mau pasang Iklan ? email ke aksarakuning@gmail.com Alamat lengkap: MURAI BATU Tuliskan Deskripsi Yang Akan Anda Tampilkan
Latest Post
Showing posts with label MURAI BATU. Show all posts
Showing posts with label MURAI BATU. Show all posts

Keistimewaan Murai Batu (MB) blorok

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Istilah blorok pada awalnya adalah sebutan untuk ayam kampung yang memiliki beberapa macam warna bulu. Tapi istilah blorok saat ini juga sering dipakai untuk menyebut seekor burung yang memiliki warna bulu tidak lazim seperti pada umumnya (tidak normal).

Jika blorok pada ayam kampung merupakan hal yang wajar dan bukan merupakan sesuatu yang istimewa, lain halnya jika blorok tersebut terjadi pada seekor burung kicauan, karena hal itu merupakan kejadian yang tidak lazim dan burung yang memiliki warna bulu blorok dianggap istimewa dan harganya bisa lebih mahal dari burung yang memiliki warna bulu normal.

Kenapa burung yang memiliki bulu blorok bisa berharga fantastis..?? Apa sebetulnya keistimewaan dari burung dengan warna bulu blorok..??

Artikel On Kicau kali ini akan membahas tentang keistimewaan Murai Batu (MB) blorok yang fenomenal dan berharga fantastis.

Murai Batu (MB) normalnya memiliki warna bulu hitam pada bagian kepala, punggung sampai pada bagian ekornya, serta warna coklat kemerah-merahan dari bagian dada sampai pada bagian kloaka, sedangkan warna putih terdapat di bagian bawah ekor dan bagian punggung bawahnya.

Penampilan fisik Murai Batu (MB) blorok bagi sebagian orang merupakan hal yang menarik, karena kelainan warna tersebut merupakan kejadian yang sangat langka dan dianggap unik, sehingga karena keunikan dan kelangkaannya tersebut Murai Batu (MB) blorok dihargai sangat mahal.

Tapi bagi sebagian orang lainnya, Murai Batu (MB) blorok justru dianggap tidak bagus karena warna bulu blorok tersebut merupakan sebuah kelainan yang menyebabkan sebagian bulu-bulunya tidak memiliki pigmen warna. Warna bulu yang tidak beraturan tersebut dianggap mengurangi keindahan dan kegagahan dari Murai Batu (MB) tersebut.

Sebetulnya tidak ada yang istimewa dari Murai Batu (MB) blorok secara kualitas. Keistimewaan Murai Batu (MB) blorok hanya karena di anggap unik dan langka karena warna bulunya tidak sama dengan Murai Batu (MB) pada umumnya.

Sementara harga yang mahal tersebut awalnya adalah permainan pedagang saja untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. Dan jika ada Murai Batu (MB) blorok yang dapat berprestasi di ajang lomba tingkat Nasional, hal itu hanya kebetulan saja karena kualitas seekor Murai Batu (MB) tidak ditentukan dari warna bulunya, tapi ditentukan dari bakat burung itu sendiri, terutama dari faktor genetik dan pola perawatan harian.

Baca juga:

Ciri-ciri fisik/Katuranggan Murai Batu (MB) bermental petarung

Pentingnya terapi kandang umbaran untuk Murai Batu (MB)

Tips untuk mengatasi Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu

Demikian sedikit informasi tentang "Keistimewaan Murai Batu (MB) blorok". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) blorok

Ciri-ciri fisik/Katuranggan Murai Batu (MB) bermental petarung

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Semua Murai Batu (MB) apapun jenisnya memiliki potensi untuk menjadi gacor jika dirawat dengan baik dan telaten, setelah mentalnya mapan pasti akan rajin bunyi dan gacor walaupun ada yang suaranya bagus dan ada yang tidak bagus, ada yang volumenya tebal dan ada yang tipis, ada yang suara kicauannya variatif dan ada juga yang monoton.

Tapi untuk masalah mental, tidak semua Murai Batu (MB) memiliki potensi sebagai petarung, karena hal itu merupakan karakter dasar yang tidak dimiliki oleh semua individu Murai Batu.

Untuk mendapatkan Murai Batu (MB) yang memiliki karakter petarung, kita bisa melihatnya dari ciri-ciri fisik/Katuranggannya, walaupun tidak selalu akurat 100%, tapi paling tidak bisa dijadikan referensi untuk membaca kualitas dari seekor Murai Batu sebelum kita merawatnya.

Berikut ini beberapa ciri fisik/Katuranggan Murai Batu (MB) yang prospek lapangan:

• Kepala

Murai Batu (MB) yang memiliki bentuk Kepala datar/cepak menandakan jika burung tersebut memiliki mental tempur yang tangguh dan bisa di andalkan di arena lomba.

• Leher

Murai Batu (MB) yang memiliki bentuk leher besar dan panjang menandakan jika burung tersebut mampu menghasilkan suara yang full power, sehingga dapat mendominasi suara lawan-lawannya digantangan.

• Mata

Murai Batu (MB) yang memiliki mata besar dan melotot dengan sorot mata tajam menandakan jika burung tersebut memiliki karakter menyerang, fighter tinggi, percaya diri dan bermental baja.

• Paruh

Murai Batu (MB) yang memiliki paruh celah menandakan jika burung tersebut memiliki volume suara tembus.

Murai Batu (MB) yang memiliki bentuk paruh panjang dan tebal menandakan jika burung tersebut memiliki karakter suara melengking dengan volume keras dan tajam.

• Kaki

Murai Batu (MB) yang memiliki kaki besar dan tidak terlalu panjang dengan cengkeraman yang kuat pada plangkringan menandakan jika burung tersebut memiliki jiwa tarung yang kuat, full power dengan karakter menyerang.

Murai Batu (MB) yang memiliki kaki berwarna hitam menandakan karakternya sebagai petarung sejati.

• Postur tubuh

Murai Batu (MB) yang memiliki postur tubuh agak membungkuk dengan posisi tubuh dekat dengan plangkringan dan ekor yang hampir menyentuh plangkringan serta semua bagian tubuhnya tampak serasi (proporsional) dengan bulu-bulu rapi mengkilap kebiruan merupakan ciri-ciri Murai Batu petarung (fighter tinggi).

Jika kita mendapatkan Murai Batu (MB) dengan ciri-ciri fisik/Katuranggan seperti yang telah disebutkan di atas, maka tinggal dipoles sedikit saja pasti sudah mau kerja digantangan, karena Murai Batu tersebut sudah memiliki bekal mental sebagai petarung. Tinggal bagaimana kita memaksimalkan potensi yang dimiliki Murai Batu tersebut.

Baca juga:

Tips sederhana beternak Murai Batu (MB)

Pentingnya terapi kandang umbaran untuk Murai Batu (MB)

Tips untuk mengatasi Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu

Demikian sedikit informasi tentang "Ciri-ciri fisik/Katuranggan Murai Batu (MB) bermental petarung". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB)

Tips sederhana beternak Murai Batu (MB)

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Beternak Murai Batu (MB) merupakan salah satu peluang bisnis yang sangat menjanjikan jika melihat permintaan pasar sekarang ini yang terus meningkat, dan bahkan sampai kekurangan stok karena banyaknya permintaan.

Hal itu karena keindahan fisik dan kemerduan suara dari Murai Batu (MB) yang membuat banyak orang tertarik untuk memelihara burung fighter ini. Selain itu juga karena maraknya lomba untuk kelas Murai Batu (MB) yang selalu dibuka disetiap event lomba burung kicau di daerah manapun di seluruh Indoneaia, mulai dari kelas Latber sampai lomba-lomba besar tingkat Nasional, setiap EO hampir selalu membuka kelas Murai Batu (MB) sebagai kelas utama.

Jika kita ingin menjalankan usaha penangkaran Murai Batu (MB) yang profesional untuk dijadikan sebagai sumber penghasilan, sebetulnya bukan perkara yang sulit.

Syarat utama agar dapat beternak Murai Batu (MB), yaitu harus memiliki niat, kemauan yang kuat, sedikit bakat dan tentunya modal.

Tujuan utama dalam beternak Murai Batu (MB) adalah menghasilkan anakan burung Murai Batu dalam jumlah banyak dan bisa mendapatkan keuntungan yang besar.

Karena itu kita harus memiliki kemauan yang kuat untuk dapat bersaing dengan peternak lain. Kita juga harus menguasai bidang peternakan dengan cukup bagus agar kita tahu cara beternak yang baik dan benar dan juga dapat segera melakukan tindakan jika sewaktu-waktu terjadi masalah di peternakan kita.

Berikut ini tahapan cara beternak Murai Batu (MB) yang bisa kita lakukan:

• Menyiapkan indukan yang berkualitas

Calon indukan Murai Batu (MB), baik yang jantan maupun yang betina semuanya harus memiliki kualitas yang bagus. Untuk Murai Batu betina pilihlah yang usianya sudah matang dan siap untuk bereproduksi yaitu usia antara 1 atau 2 tahun.

Karena pada usia tersebut merupakan usia paling ideal untuk Murai Batu (MB) dalam bereproduksi. Keadaan kesehatan indukan betina sebaiknya selalu terjaga dan pastikan kondisi fisiknya tidak terlalu kurus.

Untuk pemilihan calon indukan Murai Batu (MB) jantan juga sama seperti waktu memilih induk betina. Pilihlah calon indukan jantan yang sudah tidak takut lagi pada keberadaan Manusia dan juga usahakan yang memiliki mental fighter cukup bagus.

Calon indukan Murai Batu (MB) jantan paling tidak harus yang sudah berusia minimal 2 tahun karena pada usia tersebut Murai Batu jantan sudah cukup matang untuk melakukan perkawinan.

Uahakan agar calon indukan Murai Batu (MB) jantan maupun betina tidak memiliki cacat fisik, entah itu di bagian mata, paruh, kaki, bagian sayap maupun bagian tubuh lainnya. Agar nantinya anakan hasil keturunannya tidak mewarisi cacat yang sama.

• Menyiapkan kandang penangkaran

Dalam beternak Murai Batu (MB), langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan kandang ternak. Tentunya kandang yang ideal untuk perkembang biakan Murai Batu.

Ukuran kandang ternak sebaiknya dibuat agak longgar agar kedua indukan Murai Batu (MB) dapat leluasa bergerak, dan pastikan memiliki sikulasi udara yang baik. Sedangkan untuk penempatan kandangnya, usahakan agar berada pada tempat yang tenang, aman, nyaman, dan bebas dari ancaman predator seperti kucing, tikus, ular, dan lainnya.

Untuk kandang ternak sebaiknya juga bisa terkena cahaya Matahari pagi agar burung memperoleh asupan vitamin D. Dan sebaiknya memiliki tempat untuk berteduh agar Murai Batu (MB) dapat berlindung pada saat sinar Matahari sudah mulai panas.

• Perhatikan kebersihan kandang penangkaran

Merawat kandang ternak Murai Batu (MB) agar tetap bersih termasuk faktor terpenting untuk keberhasilan dalam beternak Murai Batu. Jika kebersihan kandangnya terjaga, tentunya dapat meminimalisir menyebarnya bibit penyakit.

Dengan kandang yang selalu bersih, Murai Batu (MB) akan merasa semakin nyaman, sehingga terhindar dari kemungkinan mengalami stress yang merupakan penyebab kegagalan dalam beternak Murai Batu (MB).

Wadah pakan serta air minumnya juga harus dibersihkan setiap hari. Saat pagi, pakan serta air minumnya juga harus diganti dengan yang baru. Sisa dari makanan dan air minum kemarin yang belum habis sebaiknya dibuang.

Setiap seminggu sekali, semua bagian kandang penangkaran sebaiknya dibersihkan secara menyeluruh. Sesudah semua kotoran dibuang, kandang dapat dicuci lalu disterilkan dengan larutan desinfektan atu dengan menggunakan obat anti kuman. Setelah itu keringkan di bawah panas Matahari.

• Pakan untuk indukan Murai Batu (MB)

Pakan adalah salah satu faktor paling penting dalam beternak Murai Batu (MB). Karena Murai Batu yang ditangkarkan memerlukan asupan nutrisi yang lebih banyak untuk menunjang aktivitas reproduksinya.

Agar kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi dengan baik, indukan Murai Batu harus selalu diberikan pakan alami yang selalu segar dengan menu yang bervariasi. Brrikan juga vitamin khusus untuk burung ternak.

Pakan Murai Batu (MB) yang diternakkan sebaiknya menggunakan pakan alami, untuk mendongkrak tingkat birahinya sehingga proses perkawinan kedua indukan dapat berjalan lancar.

Jenis pakan alami Murai Batu (MB) seperti jangkrik, belalang, kroto, cacing, ulat hongkong (UH), dan lainnya juga bermanfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dari kedua indukan Murai Batu.

• Proses perjodohan indukan Murai Batu (MB)

Tahap pertama dalam proses perjodohan kedua calon indukan Murai Batu (MB) adalah memasukkan calon indukan betina dan biarkan kurang lebih selama dua minggu untuk beradaptasi dengan lingkungan kandangnya yang baru.

Setelah calon indukan betina berada dalam kandang ternak selama dua minggu, kemudian masukkan calon indukan Murai Batu (MB) jantan beserta kandangnya sekalian ke dalam kandang penangkaran yang telah dihuni calon indukan betina.

Tujuannya untuk mencegah Murai Batu (MB) jantan menyerang Murai Batu (MB) betina. Biarkan keduanya saling mengenal terlebih dulu kurang lebih selama satu minggu.

Tunggu sampai calon indukan betina birahi. Biasanya Murai Batu (MB) betina akan mulai nyiul kemudian mendekati kandang Murai Batu (MB) jantan.

Ketika kedua calon indukan Murai Batu (MB) sudah terlihat akrab dan sering berdekatan, serta selalu tidur berdampingan, berarti Murai Batu jantan sudah bisa dilepaskan kedalam kandang penangkaran bersama calon indukan betina.

• Merawat anakan Murai Batu (MB)

Anakan Murai Batu (MB) yang berumur 7-14 hari dapat diberikan pakan berupa campuran voer dan kroto yang dibuat agak encer. Pemberian pakan tersebut dapat dilakukan 1 jam sekali.

Setelah berumur 15 hari, biasanya anakan Murai Batu (MB) sudah mulai dapat makan kroto sendiri.

Jika kita membiarkan anakan Murai Batu (MB) tersebut diloloh induknya, maka kita harus memberikan pakan full Ekstra fooding (EF) dalam jumlah yang banyak agar Indukan Murai Batu (MB) dapat cukup makan sekaligus cukup untuk meloloh anak-anaknya.

Baca juga:

Pentingnya terapi kandang umbaran untuk Murai Batu (MB)

Tips untuk mengatasi Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu

Ciri-ciri Murai Batu (MB) yang sudah siap dilombakan

Demikian sedikit informasi tentang tips sederhana beternak Murai Batu (MB). Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Sepasang indukan Murai Batu (MB) didalam kandang penangkaran

Pentingnya terapi kandang umbaran untuk Murai Batu (MB)

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Kandang umbaran atau polier memiliki banyak sekali manfaat untuk Murai Batu (MB), apalagi untuk Murai Batu (MB) lapangan. Beberapa manfaat dari terapi kandang umbaran antara lain:

• Menjaga stamina dan kondisi fisik Murai Batu (MB) agar tetap fit. Karena dengan diumbar, seluruh otot-otot tubuhnya digunanakan untuk bergerak.

• Menguatkan otot-otot dada dan sayap yang berdampak pada suara Murai Batu (MB) menjadi lebih lantang dan bertenaga.

• Menguatkan nafas, sehingga Murai Batu (MB) lebih kuat berkicau dari awal sampai akhir perlombaan. Nafas yang panjang memang bisa dilatih dengan penjemuran yang lama atau bisa juga dengan terapi jemur sauna (burung kering kerodong kering), tapi akan lebih maksimal jika fisiknya juga dilatih dengan terapi umbaran, sehingga bisa mendapatkan dua manfaat sekaligus yaitu nafas yang panjang dan stamina yang prima.

• Mencegah kegemukan, karena dengan terbang bolak-balik dalam kandang umbaran, akan lebih cepat membakar kalori sehingga tidak terjadi penumpukan lemak di dalam tubuh Murai Batu (MB).

• Mencegah stres, karena dengan berada dikandang yang besar, Murai Batu (MB) bisa lebih leluasa bergerak mengepakkan sayapnya seperti di alam bebas. Selain itu juga dapat menjadi sarana refreshing untuk Murai Batu (MB) yang sudah terlalu lama berada didalam kandang berukuran kecil (kandang harian).

Tapi harus diperhatikan, untuk melakukan pengumbaran tidak boleh asal-asalan saja memasukkan Murai Batu (MB) kedalam kandang umbaran.

Kita harus melihat kondisi Murai Batu (MB) yang akan kita umbar, apakah burung perlu diumbar atau malah sebaliknya, burung justru perlu banyak istirahat karena kondisi fisiknya sedang tidak fit. Karena jika sampai salah analisa, bukannya menjadi lebih baik tapi justru bertambah parah (ngedrop).

Jika Murai Batu (MB) dalam kondisi fisik tidak fit dan dipaksakan untuk berolah raga maka yang terjadi kondisinya akan semakin ngedrop karena staminanya terkuras untuk terbang bolak-balik dalam kandang umbaran.

Jadi, Murai Batu (MB) yang akan diumbar harus dalam kondisi yang benar-benar fit, karena pengumbaran akan benar-benar menguras staminanya.

Dalam melakukan pengumbaran juga harus disediakan pakan terutama Ekstra fooding (EF) dalam jumlah yang cukup banyak dan juga air minum yang cukup.

Pemberian Ekstra fooding (EF) seperti jangkrik dengan porsi tanpa batas pada waktu diumbar bertujuan agar Murai Batu (MB) tidak kehabisan tenaga karena suplai pakan selalu tersedia. Pembakaran kalori yang besar harus di imbangi pula dengan asupan nutrisi yang memadai agar kondisi fisik Murai Batu (MB) tidak ngedrop.

Terapi umbaran bisa dilakukan 2-3 kali seminggu agar Murai Batu (MB) tidak kelelahan. Untuk kandang umbaran sendiri usahakan penempatannya ditempat yang terkena sinar Matahari langsung agar burung bisa sekalian berjemur, usahakan juga agar penempatan kandang umbaran aman dari gangguan predator seperti kucing dan lainnya.

Posisi plangkringan/tenggeran dibuat atas bawah yaitu posisi bawah dibagian depan dan posisi atas dibagian belakang agar Murai Batu (MB) bisa terbang dengan posisi naik turun sehingga lebih efektif untuk olah fisik burung.

Dengan melakukan pengumbaran secara teratur dan konsisten, maka lama-kelamaan kondisi fisik Murai Batu (MB) akan semakin fit dengan stamina yang semakin prima dan nafas lebih panjang sehingga saat dilombakan, Murai Batu (MB) akan tampil lebih maksimal.

Mungkin pada waktu pertama di umbar biasanya Murai Batu (MB) akan terlihat ngedrop karena belum terbiasa, tapi setelah terapi umbaran berjalan 1-2 bulan maka hasilnya akan mulai terlihat dengan peningkatan performa yang signifikan.

Pengumbaran sangat bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental Murai Batu (MB), karena fungsinya mengembalikan burung seperti pada habitat asli dan kodratnya, yaitu terbang bebas mengepakkan sayapnya.

Murai Batu (MB) yang sudah terlalu lama berada dalam kandang tentunya tidak pernah lagi menggunakan sayapnya untuk terbang, dan tentunya otot-otot sayap dan dadanya tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya dan secara tidak langsung pasti kondisi tersebut berpengaruh pada kualitas kicauannya.

Baca juga:

Ciri-ciri Murai Batu (MB) yang sudah siap dilombakan

Ciri-ciri fisik/katuranggan trotolan Murai Batu (MB) yang bagus dan prospek

Cara ampuh membuat Murai Batu (MB) ngeplong dan gacor

Demikian sedikit informasi tentang pentingnya terapi kandang umbaran untuk Murai Batu (MB). Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) dalam kandang umbaran

Ciri-ciri Murai Batu (MB) yang sudah siap dilombakan

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Hingga saat ini, popularitas Murai Batu (MB) sebagai burung kicau terbaik di Indonesia belum tergantikan. Predikat sebagai burung kicau terbaik tersebut rasanya memang tidak berlebihan karena memang harus di akui, kalau kualitas Murai Batu memang di atas burung kicau jenis lainnya.

Burung fighter/petarung ini memiliki suara kicauan yang sangat merdu dan khas dengan irama yang harmonis dan penuh variasi dengan gaya yang atraktif serta ditunjang dengan penampilan fisiknya yang indah, membuat Murai Batu semakin digandrungi para kicau mania di tanah air.

Popularitas Murai Batu (MB) semakin meningkat dengan semakin maraknya lomba burung kicau ditanah air yang rata-rata selalu menempatkan Murai Batu dikelas utama.

Hal itu membuat penggemar Murai Batu (MB) banyak yang mencoba keberuntungan dengan mengikut sertakan Murai Batu kesayangannya di arena lomba burung kicau. Tapi terkadang harapan tidak sesuai dengan kenyataan, ksrena Murai Batu yang ketika dirumah begitu gacor, tapi saat dilapangan menjadi mlempem diam seribu bahasa.

Hal itu disebabkan karena Murai Batu (MB) tersebut belum siap untuk dilombakan. Suasana di arena lomba dengan suasana di rumah tentunya sangat jauh berbeda. Karena itu, Murai Batu harus dipersiapkan secara matang baik dari mental, fisik, maupun materi lagunya agar dapat tampil bagus dilapangan.

Selain itu, kesiapan Murai Batu (MB) itu sendiri untuk dilombakan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena sangat berpengaruh pada penpilan Murai Batu tersebut ketika dilombakan.

Murai Batu (MB) sudah siap dilombakan, bisa dikenali dari tingkah laku dan ciri-ciri fisiknya sebagai berikut:

Kaki medang

Untuk bisa tampil stabil dilapangan, usia Murai Batu (MB) harus sudah mapan/dewasa, karena mentalnya sudah stabil dengan karakter fighter yang kuat. Hal itu bisa dilihat dari kakinya yang sudah medang yang menandakan usianya sudah mapan.

Gacor

Syarat utama Murai Batu (MB) untuk mengikuti lomba, harus sudah gacor dengan gaya ngeplay dan kepala keatas penuh kewaspadaan. Terlihat sangat energik dan sangat sensitif terhadap suara-suara tertentu seperti siulan dan tepukan.

• Ngotot

Murai Batu (MB) lebih dominan dengan suara yang berulang-ulang (ngeban) dengan volume yang keras dan sangat ngotot sampai terlihat tubuhnya bergetar sewaktu berkicau.

Sensitif

Murai Batu (MB) sangat sensitif dan rajin mengeluarkan materi isiannya dengan intonasi yang jelas dan keras ketika mendengar suara-suara yang mengusiknya.

Tidak takut orang

Murai Batu (MB) harus sudah terbiasa dengan suasana keramaian dan tetap rajin berkicau walaupun banyak orang disekitarnya, karena tidak sedikit Murai Batu yang gacor ketika dirumah tapi saat dibawa ke lapangan malah menjadi diam membisu.

Sudah biasa ditrek

Agar Murai Batu (MB) bisa tampil digantangan, sering-seringlah melatihnya dengan ditrek bersama dengan beberapa Murai Batu lainnya untuk mengasah mental tarungnya agar ketika dilombakan Murai Batu tersebut tidak minder dan tidak demam panggung lagi.

Dengan sering ditrek, maka kita bisa memantau perkembangan dari Murai Batu (MB) gacoan kita tersebut agar bisa mengevaluasi kekurangannya dan memaksimalkan performanya.

Bentuk kotoran

Murai Batu (MB) yang dalam kondisi puncak, kotorannya terlihat kecil-kecil dan kering.

Baca juga:

Tips memilih trotolan Murai Batu (MB) yang berkualitas

Penyebab Murai Batu (MB) ngetem saat lomba

Tips agar Murai Batu (MB) tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu (MB) mabung/ngurak

Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri Murai Batu (MB) yang sudah siap dilombakan. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB)

Tips memilih trotolan Murai Batu (MB) yang berkualitas

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Bagi para pemain Murai Batu (MB) senior tentunya sudah hafal ciri-ciri anakan Murai Batu yang prospek dan berkualitas. Tapi bagi para pemain pemula, tentu tidak mudah untuk memilih anakan Murai Batu yang memiliki prospek bagus nantinya.

Sebelum kita memutuskan untuk membeli anakan/trotolan Murai Batu (MB), kita harus mengamati terlebih dulu ciri-ciri fisik maupun suara dari burung tersebut.

Dengan begitu, kita bisa mendapatkan anakan/trotolan Murai Batu yang berkualitas, apalagi jika tujuan kita memelihara Murai Batu tersebut adalah untuk di ikut sertakan dalam lomba burung kicau, tentunya pemilihan bahan yang memiliki prospek lapangan menjadi syarat utama yang harus diperhatikan agar kita tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan juga biaya yang tidak sedikit untuk merawat Murai Batu tersebut dari anakan/trotolan, tapi setelah dewasa justru tidak seperti yang kita harapkan.

Untuk mengenali anakan/trotolan Murai Batu (MB) yang memiliki kualitas bagus, maka perlu diperhatikan ciri-cirinya terlebih dulu.

Anakan/trotolan Murai Batu (MB) yang bagus dapat dikenali dari tingkah lakunya yang sangat aktif dengan suara ketrekan yang keras dan nyambung (dobel).

Suara ketrekan tersebut akan diperdengarkan ketika Murai Batu (MB) merasa terancam atau ada sesuatau yang mencurigakan.

Jika anakan/trotolan Murai Batu (MB) memiliki suara ketrekan demikian, berarti anakan/trotolan Murai Batu tersebut memiliki potensi suara yang bagus setelah dewasa nanti.

Baca juga:

Ciri-ciri fisik/katuranggan trotolan Murai Batu (MB) yang bagus dan prospek

Pemasteran Murai Batu (MB) trotolan yang tepat dan efektif

Ciri-ciri khusus yang membedakan Murai Batu (MB) jantan dan betina trotolan

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu (MB) mabung/ngurak

Demikian sedikit informasi tentang tips memilih trotolan Murai Batu (MB) yang berkualitas. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) trotolan

Ciri-ciri fisik/katuranggan trotolan Murai Batu (MB) yang bagus dan prospek

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Setiap individu Murai Batu (MB) apapun jenisnya pasti memiliki karakter dan kualitas berbeda-beda, baik dari segi mental, kecerdasan, maupun kemampuannya dalam berkicau masing-masing pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.

Jika kita berniat memelihara Murai Batu (MB) dari anakan/trotolan, maka kita harus mengetahui ciri-ciri fisik/katuranggannya agar mendapatkan anakan/trotolan Murai Batu yang berkualitas.

Karena jika kita memilih untuk memelihara Murai Batu (MB) anakan/trotolan, maka kita tidak bisa melihat secara langsung seperti apa kualitas dari trotolan Murai Batu tersebut. Berbeda jika kita membeli Murai Batu dewasa yang sudah jadi (gacor), yang bisa langsung kita pantau seperti apa kualitasnya, baik dari segi mental maupun suaranya.

Dan berikut ini adalah beberapa ciri-ciri anakan/trotolan Murai Batu (MB) yang prospek:

Pengaruh genetik

Faktor keturunan sangat menentukan kualitas dari anakan/trotolan Murai Batu (MB), karena anakan Murai Batu memiliki kemungkinan besar mewarisi kemampuan/talenta dari indukannya, baik talenta dari indukan jantan maupun indukan betina.

Salah satu cara untuk mendapatkan anakan/trotolan Murai Batu (MB) yang berkualitas adalah dengan membelinya dipenangkaran, karena kita bisa tau silsilah keturunannya.

Perilaku

Karakter dari masing-masing anakan Murai Batu (MB) pasti berbeda-beda, dan perbedaan karakter tersebut bisa kita lihat jika kita melolohnya sendiri.

Anakan Murai Batu (MB) yang berkualitas dan memiliki mental yang bagus bisa dilihat dari perilakunya yang lebih aktif meminta makan dengan bukaan paruh paling lebar, teriakannya paling keras, dan paling dominan di antara anakan lainnya dengan sering merebut jatah pakan untuk anakan lainnya.

Jika anakan Murai Batu (MB) diloloh oleh indukannya, karakter dari masing-masing anakan bisa lebih terlihat karena indukan Murai Batu justru akan lebih memperhatikan/memprioritaskan untuk memberi makan anaknya yang paling kuat dan aktif.

Hal itu adalah insting dari indukan Murai Batu (MB) yang mungkin menganggap bahwa anakan tersebutlah yang paling memiliki kemungkinan untuk hidup dan akan menjadi pewarisnya.

Anakan Murai Batu (MB) dengan karakter demikian nantinya setelah dewasa akan memiliki mental fighter yang tangguh (tipe fighter tinggi). Karakter tersebut sudah terlihat dari perilakunya yang terlihat paling agresif dan paling kuat di antara yang lainnya.

Sifat egois dan mau menang sendiri tersebut justru yang harus dimiliki oleh Murai Batu (MB) lapangan, karena Murai Batu adalah jenis burung fighter yang akan mempertahankan wilayah teritorialnya mati-matian.

Katuranggan

• Pilih trotolan Murai Batu (MB) yang memiliki ukuran kepala besar, karena biasanya Murai Batu (MB) yang berkepala besar memiliki kecerdasan dan kemampuan untuk merekam suara-suara masteran dengan lebih baik. Dari segi penampilan juga akan terlihat lebih sangar jika memiliki kepala yang besar.

• Pilih trotolan Murai Batu (MB) yang memiliki Mata besar dan melotot dengan sorot mata yang tajam seolah mengintimidasi. Murai Batu dengan ciri tersebut memiliki mental fighter yang tangguh dan akan mengintimidasi lawannya dengan tatapan matanya.

• Pilih trotolan Murai Batu (MB) yang memiliki paruh besar dan terlihat kokoh pada bagian pangkalnya, serta memiliki sobekan mulut yang lebar sampai mendekati matanya. Bentuk paruh seperti itu akan menghasilkan suara dengan volume keras dan tembus.

• Pilih Murai Batu (MB) yang memiliki leher besar, panjang dan kokoh, atau biasa disebut leher beton karena cenderung memiliki volume suara di atas rata-rata, tapi suara yang dihasilkannya lebih dominan suara-suara tembakan, dan akan terdengar kaku ketika membawakan lagu-lagu ngeroll.

Sedangkan Murai Batu (MB) yang memiliki leher lebih kecil dan panjang memiliki kemampuan membawakan lagu-lagu dengan irama yang lebih merdu dibanding Murai Batu yang memiliki leher besar dan kokoh. Murai Batu yang memiliki leher kecil dan panjang cenderung memiliki tipe suara roll tembak yang harmonis.

• Pilihlah trotolan Murai Batu (MB) yang memiliki postur tubuh panjang karena akan terlihat lebih gagah dan atletis. Murai Batu dengan ciri tersebut di yakini memiliki nafas yang lebih panjang dan stamina yang lebih mumpuni, sehingga durasi kerjanya bisa lebih maksimal.

• Pilih Murai Batu (MB) yang memiliki sayap yang panjang menjuntai sampai menyentuh ekornya. Dengan ukuran sayap yang panjang, Murai Batu bisa terbang lebih cepat dan bisa terbang menjelajah lebih jauh untuk mencari sumber makanan.

Jika Murai Batu (MB) di karuniai sayap yang panjang, tentunya Murai Batu tersebut juga dibekali stamina yang prima serta nafas yang panjang agar bisa menggunakan sayapnya tersebut untuk terbang lebih cepat dan lebih jauh.

• Pilihlah Murai Batu (MB) yang memiliki ukuran kaki besar dengan jari-jari kaki yang panjang. Karena semakin panjang jari-jari kakinya, maka semakin kuat pula cengkeraman kakinya pada tangkringan ketika Murai Batu tersebut sedang bertarung mengeluarakan segala kemampuan berkicaunya. Sedangkan untuk warna kaki sebetulnya tidak berpengaruh pada mental Murai Batu (MB).

• Pilihlah Murai Batu (MB) dengan daun ekor yang tipis karena lebih ringan dan tidak akan membebani Murai Batu pada saat bertarung. Begitu juga dengan ukuran panjang ekornya, jika tujuannya untuk dilombakan maka jangan memilih Murai Batu dengan ukuran ekor yang terlalu panjang, karena akan membebani dan menghambat gerakan Murai Batu ketika sedang ngeplay sehingga staminanya akan lebih cepat terkuras.

• Pilih Murai Batu (MB) dengan warna bulu hitam pekat dan mengkilap kebiruan, karena rata-rata Murai Batu dengan warna bulu hitam mengkilap kebiruan memiliki mental yang bagus (tipe fighter tinggi) dibandingkan dengan Murai Batu kebanyakan.

Ciri-ciri Murai Batu (MB) di atas bisa kita gunakan untuk memilih Murai Batu trotolan dan juga Murai Batu bahan yang belum bunyi untuk meramal potensinya di masa depan.

Sedangkan untuk ciri-ciri Murai Batu (MB) dengan melihat warna bulunya hanya bisa digunakan untuk Murai Batu dewasa dan juga Murai Batu muda hutan (MH).

Tapi jika kita membeli Murai Batu (MB) yang sudah jadi (gacor), dan kita sudah mendengar seperti apa suaranya atau sudah melihat performanya secara langsung, maka masalah ciri-ciri fisik/katuranggan tersebut tidak perlu dihiraukan lagi.

Baca juga:

Pemasteran Murai Batu (MB) trotolan yang tepat dan efektif

Tips merawat beberapa ekor Murai Batu (MB) dalam satu rumah

Cara menjinakkan Murai Batu (MB) yang giras dan glabrakan

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri fisik/katuranggan trotolan Murai Batu (MB) yang bagus dan prospek. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) trotolan

Tips untuk mengatasi Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Dalam memelihara Murai Batu (MB), kadang kita temui Murai Batu yang berperilaku tidak normal, salah satunya adalah kanibal (cabut bulu). Perilaku negatif tersebut akan mengakibatkan kerusakan pada bulu-bulu Murai Batu pada bagian-bagian tertentu, seperti bulu sayap, bulu dada, bulu dibagian perut, bulu paha, dan bulu ekornya karena dipatuki sendiri.

Perilaku tidak normal tersebut bisa disebabkan karena Murai Batu (MB) mengalami kondisi tertentu yang menyebabkannya tertekan dan frustasi kemudian melampiaskannya dengan mematuki bulunya sendiri (kanibal).

Perilaku kanibal tersebut tentunya akan membuat bulu-bulunya menjadi rusak dan berantakan. Akibatnya penampilan fisik Murai Batu (MB) tersebut menjadi kurang menarik, dan walaupun burung tersebut gacor pasti akan menurunkan harga jualnya.

Perilaku kanibal pada Murai Batu (MB) bisa disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:

Pemberian jenis pakan dan porsi yang tidak tepat

Pemberian pakan dengan porsi yang tidak tepat (kurang atau over), dan juga jenis pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan juga karakter dari Murai Batu (MB) bisa menjadi penyebab timbulnya perilaku kanibal tersebut.

Ada beberapa jenis kanibal pada Murai Batu (MB) yang disebabkan karena pemberian pakan yang tidak tepat, yaitu:

• Kekurangan nutrisi

Kanibal yang disebabkan karena Murai Batu (MB) kekurangan kalsium, sehingga Murai Batu akan mencari sumber kalsium dari bulu dan kukunya dengan cara mencabuti bulu-bulunya atau bahkan kuku-kukunya untuk mendapatkan asupan kalsium.

• Over birahi (OB)

Kanibal yang disebabkan karena Murai Batu (MB) kelebihan asupan protein dari pemberian pakan yang mengandung protein tinggi seperti jangkrik dan kroto dalam jumlah yang berlebihan yang mengakibat Murai Batu mengalami over birahi (OB), dan kondisi birahi yang terlalu over tersebut jika tidak tersalurkan dalam waktu lama akan dilampiaskan dengan mencabuti bulu-bulunya sendiri (kanibal).

Sebetulnya Murai Batu (MB) memang harus dalam kondisi birahi agar lebih rajin berkicau dan gacor, tapi jika kondisi birahi tersebut sudah melewati batas (over), maka Murai Batu tersebut akan melakukan perilaku negatif sebagai pelampiasan dari rasa frustasinya tersebut, di antaranya adalah perilaku kanibal (cabut bulu).

• Over emosi

Penjemuran dan pemberian Ekstra fooding (EF) yang berpotensi menaikkan suhu tubuh seperti misalnya ulat hongkong (UH), akan menyebabkan emosi dari Murai Batu (MB) meningkat dan menyebabkan naluri fighter Murai Batu meluap-luap. Tapi jika kondisi siap tempur tersebut tidak dilampiaskan dengan dipertemukan lawan (ditrek/dilombakan), maka Murai Batu akan mengalami over emosi akibat tidak adanya lawan ketika kondisi emosinya sedang naik.

Keadaan tersebut berpotensi menyebabkan Murai Batu (MB) menjadi kanibal dan mematuki bulunya sendiri sebagai pelampiasan dari emosinya yang terlalu tinggi.

Murai Batu (MB) tertekan karena kalah mental

Kanibal pada Murai Batu (MB) juga bisa disebabkan karena tertekan/kalah mental dari Murai Batu lain yang lebih dominan.

Mental Murai Batu (MB) yang masih muda cenderung belum stabil, sehingga jika dipaksakan untuk mengikuti lomba atau dipertemukan dengan Murai Batu yang sudah mapan (dewasa), maka akan menyebabkan Murai Batu muda tersebut menjadi tertekan/terintimidasi.

Hal itu akan menyebabkan Murai Batu (MB) muda melakukan tingkah laku yang tidak menentu sebagai pelampiasan dari rasa frustasinya, salah satunya dengan mematuki bulunya sendiri (kanibal).

Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu karena terserang kutu

Jika Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu karena terserang kutu, untuk mengatasinya bisa dibaca disini

Ada beberapa cara untuk mengatasi perilaku kanibal pada Murai Batu (MB), antara lain:

Settingan Ekstra fooding (EF)

Pemberian menu Ekstra fooding (EF) untuk Murai Batu (MB) memang sangat penting untuk memaksimalkan performanya, karena jenis pakan hewani tersebut adalah pakan alami Murai Batu di habitat aslinya.

Tapi porsi dan jenisnya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan juga karakter dari Murai Batu (MB) tersebut, sehingga tidak berpotensi menyebabkan Murai Batu melakukan perilaku-perilaku negatif.

Misalnya:

• Untuk Murai Batu (MB) yang memiliki karakter fighter tinggi/emosional, Ekstra fooding (EF) yang cocok diberikan adalah yang mengandung protein tinggi tapi yang tidak berpotensi menaikkan suhu tubuh secara drastis, misalnya: jangkrik dan kroto dengan porsi yang cukup banyak untuk mendongkrak birahinya.

• Untuk Murai Batu (MB) dengan karakter fighter rendah/kurang emosi, Ekstra fooding (EF) yang cocok diberikan adalah yang dapat meningkatkan suhu tubuh secara drastis, misalnya: ulat hongkong (UH) dan larva tawon untuk mendongkrak emosinya.

Jadi intinya, agar Murai Batu (MB) tidak melakukan perilaku-perilaku negatif seperti kanibal, maka kita harus memberikan pakan yang berkualitas untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dari Murai Batu (MB), tapi jenis dan porsinya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter dari Murai Batu yang kita rawat tersebut.

Perawatan harian yang tepat dan terjadwal

Perawatan harian untuk Murai Batu (MB) harus dilakukan secara rutin dan terjadwal, misalnya:

• Mandi

Perawatan mandi untuk Murai Batu (MB) juga harus dilakukan dengan tepat dan konsisten. Untuk Murai Batu dengan karakter fighter tinggi/emosional, harus sering dimandikan untuk meredam emosinya yang meluap-luap.

Dan untuk Murai Batu (MB) dengan karakter fighter rendah/kurang emosi, intensitas mandinya dikurangi agar suhu tubuhnya tidak ngedrop yang akan mengakibatkan emosinya semakin rendah.

• Jemur

Penjemuran memang harus dilakukan secara rutin untuk menjaga kesehatan Murai Batu (MB). Penjemuran juga berperan penting untuk mengatur suhu tubuh ideal Murai Batu yang berkaitan dengan tingkat emosinya.

Untuk Murai Batu (MB) dengan karakter fighter tinggi/emosional, penjemuran dilakukan secukupnya saja, karena Murai Batu tipe ini emosinya sudah tinggi, jadi tidak perlu digenjot dengan penjemuran lagi.

Untuk Murai Batu (MB) dengan karakter fighter rendah/lambat panas, durasi penjemuran harus maksimal untuk mendongkrak emosinya agar lebih agresif, karena Murai Batu tipe ini cenderung kurang emosi/lambat panas, jadi emosinya harus digenjot dengan penjemuran yang lama.

Jadi intinya, perawatan harian seperti mandi dan jemur juga harus dilakukan secara tepat dan konsisten sesuai dengan karakternya agar suhu tubuh Murai Batu (MB) berada pada level yang ideal, sehingga Murai Batu selalu dalam kondisi fisik yang prima dan tidak melakukan perilaku-perilaku negatif seperti kanibal dan lainnya.

Pengumbaran

Pengumbaran juga perlu dilakukan secara teratur dan terjadwal. Selain untuk melatih stamina dan nafas Murai Batu (MB), pengumbaran juga bermanfaat sebagai sarana refreshing untuk Murai Batu agar tidak mengalami stres karena terlalu lama berada dalam kandang harian yang membatasi ruang geraknya.

Stres berkepanjangan yang di alami Murai Batu (MB) juga dapat memicu timbulnya perilaku-perilaku negatif seperti kanibal jika tidak segera di atasi. Dan terapi umbaran bisa mengurangi stres pada Murai Batu, karena ketika berada di dalam kandang umbaran yang luas, Murai Batu dapat terbang lebih leluasa menggerakkan otot-otot sayapnya yang sudah lama tidak digunakan untuk terbang.

Hal itu akan membuat Murai Batu (MB) merasa lebih rileks, apalagi jika didukung dengan suasana disekitar kandang umbaran yang dikondisikan seperti di habitat aslinya dengan banyak pepohonan, tentunya akan lebih efektif.

Sering ditrek/dilombakan

Murai Batu (MB) yang berperilaku kanibal, rata-rata adalah Murai Batu yang memiliki karakter fighter tinggi. Murai Batu dengan karakter tersebut cenderung sangat agresif dan selalu ingin bertarung.

Perilaku kanibal tersebut adalah bentuk dari pelampiasan emosinya yang tidak tersalurkan. Jadi, jika kita memiliki Murai Batu (MB) dengan karakter tersebut, maka kita harus rutin mempertemukannya dengan Murai Batu lain untuk ditrek atau membawanya ke arena Latber agar emosinya terlampiaskan.

Baca juga:

Pemasteran Murai Batu (MB) trotolan yang tepat dan efektif

Penyebab Murai Batu (MB) ngetem saat lomba

Faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu (MB) mabung/ngurak

Demikian sedikit informasi tentang tips untuk mengatasi Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) kanibal

Pemasteran Murai Batu (MB) trotolan yang tepat dan efektif

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Sekarang ini sudah banyak sekali Kicau Mania yang berhasil menangkarkan Murai Batu (MB). Selain untuk menyalurkan hobi, menangkarkan Murai Batu juga menjadi bisnis yang cukup menjanjikan dengan penghasilan yang fantastis.

Harga Murai Batu (MB) yang cukup tinggi dan stabil dipasaran, serta didukung minat para penggemar Murai Batu yang semakin hari semakin meningkat terhadap Murai Batu anakan/trotolan daripada Murai Batu muda hutan (MH), membuat anakan/trotolan Murai Batu hasil penangkaran menjadi laris manis dipasaran.

Alasan para penggemar Murai Batu (MB) lebih memilih untuk memelihara Murai Batu anakan/trotolan terbilang cukup beragam, di antaranya karena harganya lebih murah dari Murai Batu dewasa atau yang sudah jadi, dan resiko kematiannya juga relatif lebih kecil dibandingkan dengan Murai Batu muda hutan (MH).

Selain itu, Murai Batu (MB) anakan/trotolan  lebih mudah untuk dibentuk dan dilatih sesuai keinginan kita, misalnya untuk materi lagunya yang bisa kita bentuk dengan pemasteran sesuai keinginan kita, sehingga Murai Batu anakan/trotolan tersebut nantinya setelah dewasa akan memiliki materi isian seperti yang kita ajarkan.

Tapi untuk memelihara Murai Batu (MB) anakan/trotolan sampai menjadi burung dewasa yang gacor membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dan juga harus diberikan perawatan yang tepat dan konsisten setiap harinya.

Butuh kesabaran dan ketelatenan untuk merawatnya, karena Murai Batu (MB) anakan/trotolan membutuhkan perhatian lebih dari mulai pemberian pakan yang berkualitas, pemberian multi vitamin selama masa pertumbuhannya, perawatan mandi dan jemur, serta pemasteran yang tepat.

Karena itu, sebelum kita memilih untuk memelihara Murai Batu (MB) anakan/trotolan tentunya kita harus siap mengorbankan waktu dan tenaga yang tidak sedikit, karena kita tidak bisa langsung menikmati kemerduan suaranya sampai anakan/trotolan Murai Batu tersebut tumbuh dewasa.

Agar Murai Batu (MB) anakan/trotolan tersebut memiliki materi lagu yang variatif ketika dewasa nanti, maka pemasteran menjadi point penting yang wajib dilakukan karena Murai Batu anakan/trotolan yang lahir dipenangkaran tentunya tidak memiliki suara asli/suara hutan karena tidak mendapatkan pemasteran alami, berbeda dengan Murai Batu muda hutan (MH) yang lahir di alam bebas yang sudah memiliki isian suara hutan yang dipelajari di habitat aslinya.

Pemasteran Murai Batu (MB) anakan/trotolan harus dilakukan secara bertahap sesuai tingkat usianya. Pemasteran tahap pertama bisa mulai kita lakukan ketika usia anakan/trotolan Murai Batu berusia satu bulan.

Pemasteran anakan/trotolan Murai Batu (MB) pada usia 1 bulan:

Suara isian yang di ajarkan pada masa-masa awal ini sebaiknya adalah suara-suara dari burung-burung kecil yang ngeroll seperti: Kolibri, Gelatik dan Pleci yang tidak membuat anakan/trotolan Murai Batu kaget dan merasa tertekan.

Keberadaan burung-burung kecil tersebut juga dapat membuat mental anakan/trotolan Murai Batu menjadi kuat karena merasa lebih dominan dari burung-burung lain disekitarnya.

Pemasteran anakan/trotolan Murai Batu (MB) pada usia 3 bulan:

Setelah Murai Batu (MB) sudah berusia dua bulan atau lebih, kita dapat mulai mengajarkan suara-suara masteran yang yang lebih keras dan berkarakter nembak, seperti misalnya suara: Kenari, Tengkek buto, dan Ciblek.

Burung Murai Batu yang sudah diperdengarkan banyak suara kicauan dari ragam jenis burung berbeda membantunya untuk memperkaya suara isiannya. Selain itu, dengan memaster burung Murai Batu dari usia muda atau trotolan membantunya untuk mengeluarkan suara asli saat sudah menginjak usia dewasa. 

Pemasteran Murai Batu (MB) pada usia remaja:

Pemasteran untuk Murai Batu (MB) jangan hanya terhenti sampai pada usia tiga bulan saja, tapi harus terus dilakukan secara bertahap dan konsisten sampai anakan/trotolan Murai Batu tersebut menjadi dewasa.

Pada usia remaja, kita bisa mulai memasternya dengan suara-suara tembakan panjang dan kasar, seperti suara: Cililin, Lovebird, Kapas tembak dan Cucak jenggot. Karena pada usia remaja, mental Murai Batu (MB) sebagai burung fighter sudah mulai terbentuk, jadi suara-suara dengan karakter kasar dan menekan teraebut, selain untuk memperkaya materi isiannya juga berfungsi untuk membiasakan Murai Batu untuk mendengar suara-suara keras dan kasar. Sehingga ketika di ikutkan lomba, Murai Batu tersebut tidak akan merasa takut dan tertekan lagi ketika mendengar suara-suara tembakan lawannya yang keras dan bervariasi.

Baca juga:

Pakan wajib untuk Murai Batu bahan/bakalan agar cepat bunyi

Kelebihan dan kekurangan Murai Batu (MB) trotolan hutan dan trotolan dari penangkaran

Ciri-ciri khusus yang membedakan Murai Batu (MB) jantan dan betina trotolan

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu (MB) mabung/ngurak

Demikian sedikit informasi tentang pemasteran Murai Batu (MB) trotolan yang tepat dan efektif. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) trotolan

Penyebab Murai Batu (MB) ngetem saat lomba

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Istilah "ngetem" tentunya sudah tidak asing lagi bagi para Kicau Mania terutama bagi para pemain lapangan. Ngetem adalah istilah dimana burung berhenti berkicau beberapa saat ditengah-tengah lomba sedang berlangsung untuk kemudian berkicau lagi.

Untuk Murai Batu (MB) yang ngetem ketika dilombakan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

• Obesitas

Murai Batu (MB) yang mengalami obesitas/kegemukan, sangat berpotensi ngetem ketika dilombakan, hal itu disebabkan karena kelebihan berat badannya akan membuat Murai Batu (MB) menjadi cepat lelah dan nafasnya menjadi terengah-engah sehingga akan berhenti berkicau beberapa saat untuk menarik nafas.

Untuk itu, masalah obesitas pada Murai Batu (MB) tersebut harus segera ditangani dengan menurunkan berat badannya agar tidak terlalu gemuk dengan pemberian menu pakan yang variatif dengan porsi seimbang ditambah pemberian multivitamin.

Penjemuran dan latihan di kandang umbaran secara rutin dan terjadwal juga sangat perlu dilakukan agar lemak di tubuhnya berkurang dan tubuh Murai Batu (MB) menjadi ramping sehingga staminanya menjadi prima dan nafasnya menjadi panjang.

• Kurang kondisi

Murai Batu (MB) yang sering ngetem ketika dilombakan bisa disebabkan karena staminanya kedodoran karena harus berkicau terus-menerus selama lomba berlangsung sehingga burung harus jeda sejenak mengumpulkan tenaga untuk kemudian berkicau lagi.

Penyebab kurang stamina pada Murai Batu (MB) tersebut bisa disebabkan karena kondisi fisiknya sedang tidak fit yang disebabkan beberapa faktor seperti perubahan cuaca yang tidak menentu (pancaroba), kurangnya pemberian multivitamin, dan bisa juga karena Murai Batu (MB) tetsebut masih dalam masa rekondisi pasca mabung sehingga kondisi fisiknya belum pulih 100%.

• Jam terbang lomba

Murai Batu (MB) yang belum terbiasa dilombakan, akan sering ngetem ditengah-tengah lomba sedang berlangsung. Hal itu wajar karena Murai Batu (MB) belum terbiasa bertanding dengan banyak lawan yang harus di hadapi.

Penyebabnya karena mental Murai Batu (MB) tersebut belum terlatih, sehingga menyebabkan mentalnya mudah ngedrop ketika mendengar suara tembakan-tembakan lawannya yang bervariasi sehingga Murai Batu (MB) yang minim pengalaman lomba, cenderung akan terdiam karena merasa kaget dan tertekan oleh suara-suara kicauan Murai Batu (MB) lain yang terdengar asing baginya.

Untuk mengatasi hal itu, Murai Batu (MB) harus sering dilatih dengan sering membawanya ke arena lomba atau latber untuk menambah jam terbangnya sehingga mentalnya akan semakin terasah seiring berjalannya waktu sampai pada akhirnya Murai Batu (MB) tersebut bisa kerja maksimal dari awal sampai akhir lomba tanpa jeda.

• Usia Murai Batu (MB)

Usia Murai Batu (MB) juga sangat mempengaruhi performanya dilapangan. Karena mental Murai Batu (MB) muda masih belum stabil, sehingga belum kuat menghadapai tekanan dari lawan-lawannya yang usianya sudah lebih mapan/dewasa, sehingga akan sering ngetem ketika dilombakan.

Untuk Murai Batu (MB) yang masih berusia muda sebaiknya jangan sering di ikutkan lomba dulu sampai mentalnya benar-benar siap tempur. Sebaiknya, sering dilatih dulu dengan beberapa ekor Murai Batu (MB) lain yang usianya sama atau yang lebih muda agar mentalnya semakin terlatih.

Ngetem pada Murai Batu (MB) bukanlah masalah serius karena masih bisa di atasi pada lomba berikutnya. Hanya saja, potensi Murai Batu (MB) untuk menjadi juara akan menjadi sulit diraih karena sudah bisa dipastikan akan kalah dengan Murai Batu (MB) yang kerja full dari awal sampai akhir lomba tanpa jeda.

Baca juga:

Faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak

Tips agar Murai Batu (MB) tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan

Cara ampuh membuat Murai Batu (MB) ngeplong dan gacor

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu (MB) mabung/ngurak

Demikian sedikit informasi tentang penyebab Murai Batu (MB) ngetem saat lomba. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Terapi kandang umbaran untuk melatih fisik dan stamina Murai Batu (MB)

Faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Suara kicauan Murai Batu (MB), bisa dikatakan yang terbaik di antara burung-burung kicauan jenis lainnya. Kombinasi antara suara asli yang berkarakter ngebass dengan suara isian yang nyaring penuh variasi menjadikan suara kicauan Murai Batu terdengar begitu merdu dan harmonis penuh power dan berkarakter.

Tapi adakalanya, performa suaranya menjadi kurang bagus ketika Murai Batu (MB) tersebut mengalami gangguan tenggorokan yang menyebabkan suaranya menjadi serak.

Jika sebelumnya Murai Batu (MB) mampu berkicau dengan nada-nada tinggi, maka ketika sedang mengalami gangguan tenggorokan suara kicauannya berubah menjadi bernada rendah dan kurang jernih (serak). Volume suaranya juga terdengar kendor dan parau.

Pada saat sedang mengalami gangguan tenggorokan, Murai Batu (MB) biasanya juga menjadi malas berkicau karena merasa tidak nyaman/merasakan sakit pada tenggorokannya. Dan jika tidak segera ditangani, maka lama-kelamaan gangguan serak ini bisa menyebabkan Murai Batu menjadi macet bunyi.

Sering kali kita menganggap sepele penyakit serak tersebut, karena biasanya walaupun Murai Batu (MB) mengalami gangguan tenggorokan (serak), hal itu tidak mempengaruhi performa dan kondisi fisiknya. Murai Batu yang mengalami serak tersebut masih tetap aktif dan masih beraktivitas normal seperti biasa.

Gangguan tenggorokan (serak) pada Murai Batu (MB) memang tidak serta merta mempengaruhi kondisi fisiknya, penyakit tersebut hanya berpengaruh pada performa kicauannya saja, tapi bukan berarti cukup dibiarkan saja tanpa ada tindakan untuk mengobatinya.

Karena jika dibiarkan, kemungkinan bisa menyebabkan Murai Batu menjadi macet bunyi, bahkan bisa lebih parah lagi karena bisa menyebabkan rusaknya pita suara dari Murai Batu tersebut.

Gangguan tenggorokan (serak) pada Murai Batu (MB) tidak bisa sembuh total dalam sekali pengobatan, perlu waktu cukup lama untuk memulihkan performa suaranya agar dapat kembali seperti sediakala.

Gangguan tenggorokan (serak) pada Murai Batu (MB) dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

• Durasi penjemuran yang terlalu lama

Penjemuran memang sangat bermanfaat untuk kesehatan Murai Batu (MB) jika dilakukan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakter Murai Batu. Tapi jika penjemuran dilakukan dengan tidak tepat, misalnya waktu penjemuran dilakukan terlalu lama, maka akan membuat Murai Batu (MB) mengalami dehidrasi. Apalagi jika selama proses penjemuran, pakan dan air minumnya tidak diberikan.

Hal itu berpotensi menyebabkan kondisi fisik Murai Batu (MB) menjadi lemah, dan pada kondisi seperti inilah Murai Batu menjadi rentan terserang penyakit. Salah satunya adalah penyakit yang di akibatkan oleh virus yang dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernafasan Murai Batu.

Penjemuran yang di anjurakan yaitu dilakukan pada pagi hari antara jam 07.00-10.00, dimana sinar Matahari belum terlalu panas. Jangan memaksakan Murai Batu (MB) untuk dijemur melebihi batas kemampuannya dalam menahan panas Matahari demi ambisi kita semata. Sebaiknya jika Murai Batu sudah terlihat mangap dan gelisah ketika dijemur, segera angkat dan di teduhkan untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.

• Pemberian kroto yang sudah basi

Untuk perawatan Murai Batu (MB), kroto memang menjadi menu wajib untuk mendongkrak performa Murai Batu dan agar lebih rajin berkicau. Kandungan protein yang tinggi pada kroto sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dari Murai Batu.

Tapi perlu di ingat, kroto harus diberikan dalam kondisi masih segar (baru), karena jika kroto diberikan dalam kondisi yang sudah tidak segar (basi), di kuatirkan akan menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk gangguan tenggorokan (serak). Karena kroto yang sudah basi, kemungkinan besar mengandung bakteri yang dapat menyebabkan penyakit jika dikonsumsi Murai Batu (MB).

Ciri-ciri kroto yang sudah basi terlihat dari warnanya yang sudah agak kekuningan dan teksturnya tampak layu/lembek serta baunya tidak enak.

• Sirkulasi udara yang tidak bagus

Sirkulasi udara disekitar tempat Murai Batu (MB) digantang juga dapat mempengaruhi kualitas suaranya. Jika kita meletakkan Murai Batu (MB) pada ruangan yang pengap tanpa ventilasi udara yang memadai, hal itu dapat menimbulkan gangguan pada saluran pernafasan Murai Batu dan berpotensi menyebabkan suaranya menjadi serak.

Jadi sebaiknya, kandang Murai Batu (MB) ditempatkan diluar ruangan. Jika terpaksa harus ditempatkan didalam rumah, maka usahakan untuk ditaruh pada ruangan yang memiliki cukup ventilasi udara.

• Kondisi kandang yang kotor

Kondisi kandang yang kotor berpotensi besar menyebabkan Murai Batu (MB) terserang berbagai macam penyakit termasuk gangguan tenggorokan (serak). Hal itu bisa terjadi karena debu-debu dan kotoran yang menempel dan berserakan dikandang ketika tertiup angin dan terhirup oleh Murai Batu akan menimbulkan gangguan saluran pernafasan dan menyebabkan suaranya menjadi serak.

Selain itu, kotoran Murai Batu (MB) yang menumpuk didasar kandang, akan menghasilkan gas amoniak yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan Murai Batu terutama organ paru-parunya.

Karena itu, kebersihan kandang Murai Batu (MB) harus diperhatikan untuk mencegah Murai Batu terserang berbagai gangguan penyakit.

• Kondisi cuaca yang tidak menentu

Perubahan musim yang tidak menentu (pancaroba) sangat berpengaruh terdapat kondisi kesehatan Murai Batu (MB). Perubahan cuaca panas dan hujan yang tidak menentu menyebabkan Murai Batu rentan sekali terserang berbagai penyakit, terutama radang pernafasan, serak, pilek, bahkan bisa sampai terserang penyakit tetelo. 

Pada saat musim hujan, perawatan harian seperti mandi dan jemur sebaiknya tidak perlu dilakukan. Setiap harinya Murai Batu (MB) cukup dikerodong (full kerodong) saja agar tetap hangat dan hanya dikeluarkan pada saat cuaca sedang cerah dan ada sinar Matahari.

Voer juga harus sering diganti dengan yang baru, karena udara yang lembab pada musim hujan akan menyebabkan voer cepat berjamur.

Pada saat musim kemarau (panas), letakkan kandang Murai Batu (MB) ditempat yang sejuk yang tidak terkena sinar Matahari secara langsung. Perawatan harian seperti mandi dan jemur harus dilakukan untuk menjaga kondisi fisik Murai Batu (MB) agar selalu fit.

Infeksi yang terjadi pada saluran pernafasan Murai Batu (MB)

Serak pada suara Murai Batu (MB) juga dapat disebabkan karena adanya infeksi pada saluran pernafasannya. Jika serak pada Murai Batu tersebut di akibatkan karena adanya infeksi pada saluran pernafasan, maka penyakit serak tersebut agak sulit untuk disembuhkan.

Infeksi pada saluran pernafasan Murai Batu (MB), tidak hanya membuat suaranya menjadi serak, penyakit tersebut juga dapat membuat Murai Batu macet bunyi jika sudah parah.

Gejala-gejala yang dapat dikenali jika Murai Batu (MB) mengalami infeksi pada saluran pernafasannya ditandai dengan adanya lendir yang sering keluar dari paruhnya. Suara kicauannya terdengar bindeng (tidak plong) dan serak, serta sering seperti tersedak/batuk ketika sedang berkicau.

Gejala fisiknya, Murai Batu (MB) biasanya akan terlihat gelisah dan sering menaik-turunkan ekornya, serta memegarkan kedua sayapnya.

Jika sudah demikian, sebaiknya burung yang terserang penyakit infeksi pernafasan tersebut harus dipisahkan/dijauhkan dari burung lainnya yang sehat karena penyakit tersebut bisa menular.

Untuk mencegah infeksi saluran pernafasan tersebut, kita harus memperhatikan kebersihan kandang dan perlengkapannya setiap hari agar Murai Batu (MB) terhindar dari kemungkinan terserang penyakit infeksi saluran pernafasan yang timbul dari kotoran-kotoran yang ada dikandangnya.

Baca juga:

Cara ampuh membuat Murai Batu (MB) ngeplong dan gacor

Tips agar Murai Batu (MB) tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan

Tips merawat beberapa ekor Murai Baru (MB) dalam satu rumah

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Demikian sedikit informasi tentang faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB)

Cara ampuh membuat Murai Batu (MB) ngeplong dan gacor

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Murai Batu (MB) merupakan burung kicau paling populer saat ini, penampilan fisiknya yang gagah dan suaranya yang merdu penuh variasi membuat burung fighter ini layak dijuluki sebagai burung kicau nomer 1 di Indonesia.

Tapi untuk membuat Murai Batu (MB) ngeplong dan gacor termasuk gampang-gampang susah, tergantung dari pola perawatan yang kita lakukan dan yang paling utama adalah faktor mental dari Murai Batu itu sendiri.

Baca juga: Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Banyak sekali kasus dimana Murai Batu (MB) yang sudah dipelihara selama berbulan-bulan hanya ngeriwik saja sepanjang hari dan tidak pernah bersuara keras (ngeplong), terutama untuk Murai Batu muda hutan.

Ada beberapa penyebab kenapa Murai Batu (MB) hanya ngeriwik saja dan jarang atau bahkan tidak pernah ngeplong, antara lain:

Murai Batu (MB) belum beradaptasi dengan lingkungan barunya:

Untuk Murai Batu (MB) muda hutan, rata-rata hanya akan ngeriwik saja walaupun sudah dipelihara cukup lama. Murai Batu muda hutan membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan baru yang masih asing baginya, karena perubahan lingkungan yang begitu berbeda dengan kondisi lingkungan di habitat aslinya cenderung membuat Murai Batu mengalami stres, dan untuk memulihkan kondisi mentalnya yang ngedrop tersebut membutuhkan waktu relatif lama sampai Murai Batu muda hutan tersebut benar-benar mapan dan nyaman dengan lingkungan barunya.

Selama Murai Batu (MB) belum mapan dan belum nyaman dengan lingkungan barunya, maka Murai Batu tersebut tidak akan berani untuk berkicau dengan volume keras (ngeplong).

Solusi dari permasalahan tersebut adalah "sabar", karena untuk memulihkan mental dari Murai Batu (MB) liar hasil tangkapan hutan memang tidak mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama, paling tidak harus dirawat selama 8 bulan sampai 1 tahun baru mulai mapan dan rajin bunyi dengan suara ngeplong.

Yang paling penting dalam merawat Murai Batu (MB) agar cepat ngeplong adalah memberikan pakan berprotein tinggi seperti: jangkrik, kroto, ulat hongkong (UH), belalang dan cacing tanah yang harus rutin diberikan dalam jumlah yang cukup agar kebutuhan nitrisinya terpenuhi dan dan kondisi fisiknya cepat pulih, sehingga Murai Batu muda hutan tersebut bisa lebih cepat ngeplong.

Perawatan harian seperti mandi dan jemur juga harus dilakukan secara rutin dan terjadwal agar kondisi Murai Batu (MB) selalu prima dan lebih cepat untuk ngeplong.

Murai Batu (MB) pasca mabung:

Murai Batu (MB) yang baru selesai mabung akan mengalami malnutrisi/kekurangan protein dalam tubuhnya karena pada saat mabung, Murai Batu menggunakan sebagian besar protein dalam tubuhnya untuk proses pembentukan bulu-bulu baru.

Pasca mabung tersebut, Murai Batu (MB) membutuhkan waktu rekondisi selama beberapa bulan untuk memulihkan kondisi fisiknya agar benar-benar fit dan mencapai kondisi top performa seperti semula.

Jadi, jika Murai Batu (MB) yang tadinya gacor tapi setelah mabung menjadi lebih banyak ngeriwik, itu adalah hal yang wajar karena Murai Batu tersebut masih dalam masa pemulihan.

Berikan saja Ekstra fooding (EF) dengan porsi yang lebih banyak, terutama jangkrik dan kroto untuk mempercepat pemulihan kondisi dari Murai Batu (MB) yang baru selesai mabung tersebut.

Murai Batu (MB) kekurangan nutrisi:

Murai Batu (MB) adalah burung fighter dengan gaya tarung yang sangat atraktif. Perilakunya yang sangat aktif ketika sedang berkicau tersebut tentunya membutuhkan energi yang besar, dan untuk mendapatkan energi yang besar tersebut tentunya Murai Batu membutuhkan asupan nutrisi dalam jumlah yang besar pula.

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, Murai Batu (MB) memerlukan pakan dengan kandungan protein yang tinggi. Jadi, agar Murai Batu ngeplong dan cepat gacor, harus diberikan pakan dan Ekstra fooding (EF) berprotein tinggi dalam jumlah yang mencukupi setiap harinya.

Jika kita rutin memberikan pakan dan Ekstra fooding (EF) berprotein tinggi dalam jumlah yang cukup, maka Murai Batu (MB) akan rajin bunyi dan cepat ngeplong.

Mental Murai Batu (MB) kurang bagus:

Mental dan karakter Murai Batu (MB) tidak semuanya sama, ada yang bermental bagus dan ada juga yang bermental jelek. Sama seperti manusia, ada yang pemberani dan percaya diri, ada juga yang pengecut dan minder.

Jadi, kalau kebetulan kita mendapatkan Murai Batu (MB) dengan mental yang jelek (lemah), maka kita harus benar-benar sabar dalam merawatnya karena Murai Batu dengan karakter seperti itu, membutuhkan waktu lebih lama agar benar-benar mapan dan berani berkicau dengan volume penuh (ngeplong).

Untuk membantu menguatkan mentalnya, kita bisa menggantang Murai Batu (MB) tersebut bersama dengan burung-burung kecil yang gacor seperti: Kenari, Kolibri, Ciblek dan lainnya.

Burung-burung kecil yang gacor tersebut selain digunakan sebagai masteran, juga dapat memancing emosi Murai Batu (MB). Karena suara kicauan dari burung-burung kecil yang berisik tersebut akan membuat Murai Batu marah dan akan terpancing untuk membalas kicauan burung-burung kecil tersebut dengan suara kicauannya yang keras (ngeplong).

Lama-kelamaan, mental dari Murai Batu (MB) tersebut akan semakin kuat karena merasa paling dominan di wilayahnya, hal itu disebabkan karena yang ada di sekitarnya hanya burung-burung kecil yang di anggap lebih lemah dan tidak mengancam keberadaannya.

Perawatan dan settingan harian yang tidak konsisten:

Hal yang paling utama dalam merawat Murai Batu (MB) dan jenis burung kicau lainnya adalah "konsistensi", jika kita ingin mendapatkan hasil yang maksimal.

Jangan sering merubah pola perawatan dan settingannya karena akan membuat Murai Batu (MB) tidak akan pernah mapan dan sulit untuk bisa ngeplong, apalagi gacor.

Jika kita menerapkan satu pola perawatan  atau settingan untuk Murai Batu (MB), maka hasilnya baru bisa terlihat setelah kita terapkan beberapa bulan secara konsisten, tidak mungkin dalam satu atau dua hari langsung terlihat hasilnya.

Lakukan perawatan secara konsisten dan amati perubahan pada Murai Batu (MB) yang kita rawat, karena pada dasarnya Murai Batu akan beradaptasi dan terbiasa dengan pola perawatan dan settingan yang secara konsisten kita lakukan.

Jangan sering merubah pola perawatan dan settingan Murai Batu (MB) karena terpengaruh dan mengikuti pola perawatan dan settingan dari orang lain, karena karakter dari masing-masing Murai Batu berbeda-beda dan pola perawatan serta settingannya tidak bisa disama ratakan antara Murai Batu yang satu dengan Murai Batu yang lainnya.

Berikut ini adalah contoh pola perawatan dan settingan harian untuk Murai Batu (MB) agar agar rajin bunyi dan ngeplong:

• Embunkan Murai Batu (MB) mulai jam 05.00/05.30 pagi, berikan jangkrik 2 ekor dan ulat hongkong (UH) 5 ekor.

• Jam 07.00 pagi atau setelah Matahari mulai terasa hangat, Murai Batu (MB) bisa dimadikan di bak keramba, biarkan mandi sampai puas. Sambil menunggu Murai Batu selesai mandi, kandangnya dibersihkan.

• Setelah seleaai mandi, masukkan kembali kedalam kandang harian untuk di angin-anginkan, berikan jangkrik 5 ekor dan kroto segar dengan porsi 2 sendok makan.

• Setelah semua bulu-bulunya kering, kemudian Murai Batu (MB) dijemur sampai terlihat mangap dan gelisah baru di angkat dan diteduhkan. Pada saat dijemur, ambil voer dan air minumnya untuk melatih ketahanan fisik dari Murai Batu, serta untuk mempertebal volume suaranya.

• Setelah itu Murai Batu (MB) di angin-anginkan dulu selama 30 menit untuk mendinginkan suhu tubuhnya. Kemudian masukkan voer dan air minum yang telah dicampur beberapa tetes vitamin khusus untuk burung kicau. Pemberian vitamin tersebut cukup dilakukan seminggu sekali saja untuk menjaga kondisi fisik Murai Batu agar selalu prima.

• Setelah itu Murai Batu (MB) dikerodong dan tempatkan ditempat yang tenang bersama burung-burung masteran seperti Cililin, Cucak jenggot, Kapas tembak, Lovebird dan lainnya, atau bisa juga dimaster dengan menggunakan suara dari Mp3 player.

• Sore harinya, Murai Batu (MB) di keluarkan lagi untuk di angin-anginkan dan dibersihkan kandangnya.

• Ganti air minumnya dan berikan jangkrik sebanyak 7 ekor yang telah dipotong kaki-kakinya.

• Setelah itu Murai Batu (MB) kembali di kerodong untuk istirahat sampai pagi hari.

Baca juga:

Tips agar Murai Batu (MB) tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan

Tips merawat beberapa ekor Murai Batu (MB) dalam satu rumah

Cara menjinakkan Murai Batu (MB) yang giras dan glabrakan

Perawatan khusus untuk Murai Batu (MB) petarung

Demikian sedikit informasi tentang cara ampuh membuat Murai Batu (MB) ngeplong dan gacor. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB)

Tips agar Murai Batu (MB) tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Semua penggemar Murai Batu (MB) pasti tidak menginginkan Murai Batu miliknya bersuara monoton (ngeban) dan tidak ada variasi isian yang dikeluarkan.

Padahal, variasi kicauan/materi lagu juga menjadi salah satu unsur penting ketika Murai Batu (MB) dilombakan. Materi lagu menjadi salah satu kriteria penilaian juri untuk menentukan Murai Batu mana yang layak untuk menjadi juara.

Ada beberapa penyebab kenapa Murai Batu (MB) bersuara ngeban/monoton ketika dilombakan, antara lain:

• Kurangnya pemasteran yang menyebabkan Murai Batu (MB) tidak banyak memiliki materi isian, sehingga ketika dilombakan Murai Batu kehabisan materi. Jadi, pemasteran wajib dilakukan untuk Murai Batu lomba untuk memperkaya materi lagunya, karena percuma tampil ngotot bongkar isian tapi tidak banyak variasi yang dimiliknya.

• Mental Murai Batu (MB) yang belum siap untuk dibawa ke arena lomba, sehingga Murai Batu tidak memiliki keberanian untuk tampil menyerang dan bongkar isian. Yang terjadi, Murai Batu hanya akan bertahan saja dengan suara monoton (ngeban).

Kadang kita sering memaksakan Murai Batu (MB) untuk mencoba keberuntungan di arena lomba walaupun dari segi mental dan materi lagunya masih perlu banyak di latih. Maka yang terjadi, jangankan menjadi juara, justru efek negatif yang akan terjadi pada Murai Batu tersebut.

Tapi bukan berarti Murai Batu (MB) yang bersuara monoton (ngeban), tidak memiliki potensi untuk menjadi juara. Dengan perawatan yang tepat, Murai Batu (MB) yang tadinya bersuara monoton (ngeban) juga dapat tampil ngotot bongkar isian, dan bahkan juga bisa berprestasi.

Berikut ini adalah perawatan harian dan lomba agar Murai Batu (MB) bisa tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan.

Perawatan harian untuk Murai Batu (MB) agar bongkar isian:

• Embunkan Murai Batu (MB) mulai jam 05.00 pagi. Berikan jangkrik 5 ekor (potong semua kaki-kakinya).

• Jam 07.00 masukkan Murai Batu (MB) kedalam kandang umbaran untuk berolah raga sekalian dijemur.

• Pada saat dijemur dikandang umbaran, sebaiknya voer dan air minumnya tidak diberikan agar Murai Batu (MB) memiliki ketahanan fisik yang bagus terhadap rasa lapar dan haus, serta untuk membiasakannya tidak makan dan minum ketika digantang.

• Jam 10.00 Murai Batu (MB) dikeluarkan dari kandang umbaran dan masukkan kembali kedalam kandang harian untuk di angin-anginkan selama 30 menit.

• Setelah di angin-anginkan, mandikan Murai Batu (MB) di bak keramba, dan biarkan mandi sampai puas.

• Setelah selesai mandi, angin-anginkan lagi untuk mengeringkan bulu-bulunya.

• Berikan Kroto segar yang sudah dibersihkan dari semut-semutnya dengan porsi dua sendok makan.

• Jam 11.00-16.00 Murai Batu (MB) dikerodong dan letakkan di tempat yang tenang bersama dengan burung-burung masteran seperti Cililin, Cucak jenggot, Kapas tembak, Kenari, Lovebird, dan lainnya untuk memperkaya materi isiannya. Bisa juga dimaster dengan menggunakan suara dari Mp3 player.

• Jam 16.00 kembali buka kerodong untuk di angin-anginkan, dan berikan jangkrik sebanyak 5 ekor.

• Jam 17.30 Murai Batu (MB) kembali dikerodong untuk istirahat sampai pagi.

Perawatan Murai Batu (MB) menjelang lomba:

• Mulai H-3 menjelang lomba, porsi jangkrik diberikan sekenyangnya (tanpa batas).

• Berikan vitamin khusus burung kicau yang diteteskan pada air minumnya sesuai dengan takaran yang ada pada kemasannya setelah Murai Batu (MB) selesai dijemur.

• Pada H-2 Murai Batu (MB) sudah tidak dijemur di kandang umbaran lagi. Penjemuran dilakukan di kandang harian.

• Pada H-1 Murai Batu (MB) dipindahkan ke dalam kandang lomba kemudian dikerodong (full kerodong).

• Tempatkan Murai Batu (MB) ditempat yang tenang dan jangan sampai mendengar suara Murai Batu (MB) lain agar tidak terpancing untuk bertarung.

• Pemberian porsi jangkrik masih sama dengan H-2, tetap diberikan sekenyangnya (tanpa batas).

• Pada Hari H lomba, pagi harinya berikan jangkrik sebanyak 5 ekor lalu dimandikan di bak keramba sebelum berangkat ke lapangan.

• Setelah selesai mandi, Murai Batu (MB) di angin-anginkan dan dijemur sebentar sambil diberikan kroto segar dengan porsi sama dengan porsi hariannya.

• Sesampainya dilapangan, berikan Murai Batu (MB) jangkrik sebanyak 5 ekor lagi dan ditambah dengan ulat bambu (cilung) dengan porsi 1 ekor, atau bisa juga diberikan ulat daun pisang yang sudah dibersihkan dari serbuk-serbuk putihnya sebanyak 1 ekor.

• Berikan vitamin penggacor burung yang diteteskan pada air minumnya dengan takaran sesuai yang tertera pada kemasannya.

Baca juga:

Tips merawat beberapa ekor Murai Batu (MB) dalam satu rumah

Cara menjinakkan Murai Batu (MB) yang giras dan glabrakan

Silsilah Murai Batu (MB) Balak dan keistimewaannya

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Demikian sedikit informasi tentang tips agar Murai Batu (MB) tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan. Untuk informasi lain seputar Murai Batu, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB)

Tips merawat beberapa ekor Murai Batu (MB) dalam satu rumah

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Murai Batu (MB) adalah burung tipe fighter/petarung yang sangat agresif dan mudah emosi serta tidak memiliki toleransi terhadap keberadaan Murai Batu lain disekitarnya.

Jika Murai Batu (MB) melihat keberadaan burung sejenis disekitarnya, pasti akan langsung bereaksi dengan berkicau untuk mengusir keberadaan Murai Batu lain yang memasuki wilayah teritorialnya tersebut sebelum melakukan pertarungan secara fisik.

Karena itu, jika kita memelihara lebih dari satu ekor Murai Batu (MB) dalam satu rumah, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak timbul masalah pada Murai Batu yang kita rawat tersebut.

Yang harus kita perhatikan bukan hanya pada perawatan hariannya saja seperti pemberian pakan, mandi, jemur, umbaran, dan pemasteran.

Faktor-faktor lainnya juga dapat mempengaruhi performa dari Murai Batu (MB) tanpa kita sadari, terutama untuk Murai Batu yang dipelihara bersama dengan Murai Batu lainnya dalam satu rumah, karena jika salah dalam penempatannya maka akan berakibat pada rusaknya mental fighter dari Murai Batu tersebut.

Jika kita memutuskan untuk memelihara Murai Batu (MB) lebih dari satu ekor yang dirawat serumah, maka ada hal-hal penting yang harus dijaga untuk menghindari dampak buruk yang akan ditimbulkan. Misalnya, jangan pernah menempatkan Murai Batu yang masih berusia muda (trotol) berdampingan dengan Murai Batu yang sudah dewasa, karena hal itu dapat menyebabkan stress dan rusaknya mental dari Murai Batu muda (trotol) tersebut, karena setiap hari merasa selalu tertekan/terintimidasi dengan keberadaan Murai Batu dewasa didekatnya.

Selain itu, apabila Murai Batu (MB) muda (trotol) tersebut sedang dalam masa mabung/ngurak, maka kemungkinan besar proses mabungnya tidak akan berjalan dengan sempurna karena selalu tertekan dan tidak bisa beristirahat dengan tenang.

Masalah penempatan kandang tersebut mungkin terkesan sepele, tapi tanpa kita sadari pengaruhnya begitu besar pada perkembangan mental dari MB-MB yang kita rawat.

Karena Murai Batu (MB) adalah jenis burung fighter/petarung yang sangat agresif dan mudah terpancing emosinya jika melihat keberadaan Murai Batu lain disekitarnya, tentu perlakuannya juga berbeda dengan jika kita memelihara burung kicau jenis lain yang non fighter.

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan jika kita memelihara Murai Batu (MB) lebih dari satu dalam satu rumah:

Wajib dikerodong

Penggunaan kerodong sangat penting untuk meminimalisir interaksi antar Murai Batu (MB) peliharaan kita dan mencegah timbulnya pertarungan beradu suara antara sesama Murai Batu milik kita yang hanya akan menguras energi/staminanya.

Murai Batu (MB) adalah jenis burung fighter/petarung yang sangat agresif dan mudah tersulut emosinya jika bertemu dengan Murai Batu lainnya. Maka dari itu, wajib untuk mengatur posisi penempatannya untuk menghindari pertarungan antara sesama Murai Batu peliharaan kita yang hanya akan membuang-buang tenaga sebelum dilombakan.

Lebih fatal lagi, karena hal itu bisa menyebabkan salah satu dari MB-MB tersebut mengalami down mental karena tidak kuat menghadapi intimidasi/tekanan dari Murai Batu lainnya yang lebih dominan.

Penempatan

Demikian juga ketika kita melakukan perawatan harian seperti mandi dan jemur, karena pada saat melakukan perawatan harian tersebut, tentunya Murai Batu (MB) dalam keadaan terbuka (tidak dikerodong).

Karena itu, sebisa mungkin kita harus menjauhkan jarak antara Murai Batu (MB) yang satu dengan Murai Batu yang lain agar tidak terjadi pertarungan antara sesama Murai Batu milik kita. Kalau tempatnya tidak memungkinkan, lakukan perawatan secara bergantian khususnya untuk proses pemandian.

Untuk penjemuran bisa ditempatkan berjauhan, misalnya satu didepan rumah dan yang lainnya dibelakang rumah. Tapi kalau tempatnya tidak memungkinkan, cukup diberikan jarak beberapa meter dengan diberikan sekat agar tidak saling melihat.

Jika kita menempatkan Murai Batu (MB) yang satu dengan Murai Batu lainnya dengan jarak yang dekat tanpa pembatas, pada saat dijemur atau pada saat digantang diteras/halaman rumah, hal itu akan menciptakan suasana yang tidak nyaman bagi MB-MB tersebut, karena setiap hari berdampingan dengan burung sejenis yang sejatinya adalah musuhnya.

Murai Batu (MB) akan sulit medapatkan ketenangan karena nyaris tidak pernah bisa beristirahat dengan tenang. Lama-kelamaan Murai Batu tersebut akan merasa terbiasa dengan keberadaan Murai Batu lain didekatnya dan tidak akan bersikap agresif lagi.

Akibatnya, Murai Batu (MB) tersebut tidak akan tampil ngotot lagi ketika dilombakan, karena pada saat dirumah sudah terbiasa melihat dan berdampingan dengan sesama Murai Batu yang sudah tidak di anggap sebagai musuh lagi, karena tidak di anggap sebagai ancaman lagi.

Karena itulah, sebisa mungkin tempatkan kandang Murai Batu (MB) pada ruangan yang berbeda dan jaraknya jangan berdekatan. Dan kalau tempatnya tidak memungkinkan, maka pengerodongan sangat diperlukan untuk meminimalisir interaksi antar Murai Batu, kalau perlu dikerodong dobel agar MB-MB tersebut tidak bunyi dan saling menyerang.

Baca juga:

Cara menjinakkan Murai Batu (MB) yang giras dan glabrakan

Perawatan khusus untuk Murai Batu (MB) petarung

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Cara mengobati kebotakan pada burung dengan bawang putih dan lidah buaya

Demikian sedikit informasi tentang tips merawat beberapa ekor Murai Batu (MB) dalam satu rumah. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB) dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Penjemuran beberapa ekor Murai Batu (MB)

Cara menjinakkan Murai Batu (MB) yang giras dan glabrakan

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Memiliki burung kicauan sekelas Murai Batu (MB) tentu ada kebanggaan tersendiri. Tapi jika Murai Batu yang kita pelihara tersebut masih terlalu giras dan glabrakan ketika didekati, tentu akan merepotkan dalam perawatan sehari-harinya.

Apalagi jika Murai Batu (MB) yang kita rawat tersebut sampai luka-luka dan berdarah serta menyebabkan bulu ekornya yang panjang menjadi rusak atau patah karena menabrak jeruji kandang ketika kita angkat kandangnya, atau ketika kita akan melakukan rutinitas perawatan harian seperti membersihkan kandang, memandikan, dan memberi pakan serta minumnya. Hal itu tentunya membuat Murai Batu tersebut mejadi tidak enak dipandang.

Selain itu, Murai Batu (MB) yang terlalu giras juga pasti kurang rajin berkicau, karena Murai Batu yang terlalu giras hanya berani berkicau ketika tidak ada orang disekitarnya atau pada saat suasana disekitar kandangnya sepi.

Karena itu, agar lebih mudah dalam perawatan sehari-harinya, serta lebih rajin bunyi walaupun ada orang disekitarnya, maka Murai Batu harus dijinakkan terlebih dulu, minimal jinak lalat.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menjinakkan Murai Batu (MB) yang terlalu giras dan glabrakan:

• Gantung kandang Murai Batu (MB) ditempat yang ramai atau dipinggir jalan yang sering dilalui orang dan juga banyak lalu-lalang kendaraan. Tujuannya agar Murai Batu tersebut lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan Manusia dan tidak takut lagi dengan keramaian.

Awalnya Murai Batu (MB) memang akan glabrakan tidak karuan karena ketakutan dan bahkan bisa sampai luka-luka karena karena menabrak jeruji kandang. Tapi tidak perlu kuatir, biarkan saja karena hal itu hanya akan berlangsung selama beberapa hari saja, karena setelah lewat satu minggu Murai Batu akan menjadi lebih tenang dan tidak glabrakan lagi ketika ada orang yang lewat didekat kandangnya, walaupun masih ketakutan kalau di angkat kandangnya.

• Biasakan untuk memandikan Murai Batu (MB) didalam keramba, kalau burung tidak mau mandi setelah masuk keramba, bisa disemprot menggunakan sprayer sampai basah kuyup. Ingat, proses pemandian harus sampai basah kuyup. Karena pada saat basah kuyup, Murai Batu akan menjadi lebih tenang karena kedinginan, dan pada saat itulah Murai Batu juga akan merasa lapar karena membutuhkan banyak kalori untuk menghangatkan tubuhnya.

Kesempatan ini kita gunakan untuk memberikan jangkrik pada Murai Batu (MB) langsung dari tangan kita. Lakukan cara ini setiap hari agar burung merasa tergantung pada kita dan mengenal kita sebagai perawatnya.

• Pada malam hari Murai Batu (MB) tidak perlu dikerodong, tapi jangan digantung didekat lampu untuk mencegah kemungkinan burung memakan serangga beracun yang biasa mengerubungi lampu dimalam hari.

Tempatkan Murai Batu (MB) yang giras tersebut diruangan yang sering digunakan untuk beraktifitas keluarga kita, seperti diruang tamu atau diruang keluarga yang sering kita gunakan untuk berkumpul atau menonton TV agar Murai Batu yang giras tersebut terbiasa dengan keberadaan Manusia disekitarnya.

• Biasakan untuk selalu memberikan jangkrik pada saat kita lewat didekat kandangnya. Dengan begitu, lama-kelamaan Murai Batu (MB) tersebut akan tergantung kepada kita untuk meminta makanan, dan ketika kita lewat didekatnya, Murai Batu tersebut tidak akan takut lagi kepada kita tapi justru akan mengejar kita untuk meminta makan.

• Murai Batu (MB) yang masih terlalu giras dan glabrakan, tidak perlu dikerodong pada siang dan malam hari, dan juga tidak perlu di umbar karena akan membuat Murai Batu semakin giras. Ablak saja setiap harinya ditempat yang ramai agar lebih cepat mapan dan cepat beradaptasi dengan lingkungannya.

Baca juga:

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Perawatan khusus untuk Murai Batu (MB) petarung

Ciri-ciri fisik Cucak Ijo (CI) asli Banyuwangi

Manfaat terapi sauna untuk mendongkrak mental fighter Cendet/Pentet

Demikian sedikit informasi tentang cara menjinakkan Murai Batu (MB) yang giras dan glabrakan. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB) bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB)
 
Support : Creating Website | ub Blog | Toko KembarTemplate
Copyright © 2011. Alamat lengkap - All Rights Reserved
Template Created byCreating Website | ub Blog | Toko KembarTemplate
Copyright © 2011. Alamat lengkap - All Rights Reserved
Selamat Datang
Selamat Datang