Selamat Datang, Mau pasang Iklan ? email ke aksarakuning@gmail.com Alamat lengkap Tuliskan Deskripsi Yang Akan Anda Tampilkan
Latest Post
400

Cara menjinakkan Murai Batu (MB) yang giras dan glabrakan

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Memiliki burung kicauan sekelas Murai Batu (MB) tentu ada kebanggaan tersendiri. Tapi jika Murai Batu yang kita pelihara tersebut masih terlalu giras dan glabrakan ketika didekati, tentu akan merepotkan dalam perawatan sehari-harinya.

Apalagi jika Murai Batu (MB) yang kita rawat tersebut sampai luka-luka dan berdarah serta menyebabkan bulu ekornya yang panjang menjadi rusak atau patah karena menabrak jeruji kandang ketika kita angkat kandangnya, atau ketika kita akan melakukan rutinitas perawatan harian seperti membersihkan kandang, memandikan, dan memberi pakan serta minumnya. Hal itu tentunya membuat Murai Batu tersebut mejadi tidak enak dipandang.

Selain itu, Murai Batu (MB) yang terlalu giras juga pasti kurang rajin berkicau, karena Murai Batu yang terlalu giras hanya berani berkicau ketika tidak ada orang disekitarnya atau pada saat suasana disekitar kandangnya sepi.

Karena itu, agar lebih mudah dalam perawatan sehari-harinya, serta lebih rajin bunyi walaupun ada orang disekitarnya, maka Murai Batu harus dijinakkan terlebih dulu, minimal jinak lalat.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menjinakkan Murai Batu (MB) yang terlalu giras dan glabrakan:

• Gantung kandang Murai Batu (MB) ditempat yang ramai atau dipinggir jalan yang sering dilalui orang dan juga banyak lalu-lalang kendaraan. Tujuannya agar Murai Batu tersebut lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan Manusia dan tidak takut lagi dengan keramaian.

Awalnya Murai Batu (MB) memang akan glabrakan tidak karuan karena ketakutan dan bahkan bisa sampai luka-luka karena karena menabrak jeruji kandang. Tapi tidak perlu kuatir, biarkan saja karena hal itu hanya akan berlangsung selama beberapa hari saja, karena setelah lewat satu minggu Murai Batu akan menjadi lebih tenang dan tidak glabrakan lagi ketika ada orang yang lewat didekat kandangnya, walaupun masih ketakutan kalau di angkat kandangnya.

• Biasakan untuk memandikan Murai Batu (MB) didalam keramba, kalau burung tidak mau mandi setelah masuk keramba, bisa disemprot menggunakan sprayer sampai basah kuyup. Ingat, proses pemandian harus sampai basah kuyup. Karena pada saat basah kuyup, Murai Batu akan menjadi lebih tenang karena kedinginan, dan pada saat itulah Murai Batu juga akan merasa lapar karena membutuhkan banyak kalori untuk menghangatkan tubuhnya.

Kesempatan ini kita gunakan untuk memberikan jangkrik pada Murai Batu (MB) langsung dari tangan kita. Lakukan cara ini setiap hari agar burung merasa tergantung pada kita dan mengenal kita sebagai perawatnya.

• Pada malam hari Murai Batu (MB) tidak perlu dikerodong, tapi jangan digantung didekat lampu untuk mencegah kemungkinan burung memakan serangga beracun yang biasa mengerubungi lampu dimalam hari.

Tempatkan Murai Batu (MB) yang giras tersebut diruangan yang sering digunakan untuk beraktifitas keluarga kita, seperti diruang tamu atau diruang keluarga yang sering kita gunakan untuk berkumpul atau menonton TV agar Murai Batu yang giras tersebut terbiasa dengan keberadaan Manusia disekitarnya.

• Biasakan untuk selalu memberikan jangkrik pada saat kita lewat didekat kandangnya. Dengan begitu, lama-kelamaan Murai Batu (MB) tersebut akan tergantung kepada kita untuk meminta makanan, dan ketika kita lewat didekatnya, Murai Batu tersebut tidak akan takut lagi kepada kita tapi justru akan mengejar kita untuk meminta makan.

• Murai Batu (MB) yang masih terlalu giras dan glabrakan, tidak perlu dikerodong pada siang dan malam hari, dan juga tidak perlu di umbar karena akan membuat Murai Batu semakin giras. Ablak saja setiap harinya ditempat yang ramai agar lebih cepat mapan dan cepat beradaptasi dengan lingkungannya.

Baca juga:

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Perawatan khusus untuk Murai Batu (MB) petarung

Ciri-ciri fisik Cucak Ijo (CI) asli Banyuwangi

Manfaat terapi sauna untuk mendongkrak mental fighter Cendet/Pentet

Demikian sedikit informasi tentang cara menjinakkan Murai Batu (MB) yang giras dan glabrakan. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB) bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB)
400

Cara menjinakkan Kacer yang terlalu giras

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Kacer yang terlalu giras dan glabrakan ketika didekati memang cukup merepotkan dalam perawatan sehari-harinya. Apalagi jika sampai luka-luka dan berdarah karena menabrak jeruji kandang ketika kita angkat kandangnya, atau ketika kita lakukan rutinitas perawatan hariannya seperti membersihkan kandang, memandikan, dan memberi pakan serta minumnya.

Selain itu Kacer yang terlalu giras juga pasti kurang rajin berkicau, karena Kacer yang terlalu giras hanya akan berkicau ketika tidak ada orang disekitarnya, atau pada saat suasana disekitar kandangnya sepi. Karena itu, agar lebih mudah dalam perawatan sehari-harinya, serta agar lebih rajin bunyi walaupun ada orang disekitarnya, maka Kacer harus dijinakkan terlebih dulu, minimal agar jinak lalat.

Berikut ini langkah-langkah untuk menjinakkan Kacer yang terlalu giras dan glabrakan:

• Tempatkan Kacer ditempat yang ramai atau dipinggir jalan yang sering dilalui orang dan juga kendaraan. Tujuannya agar Kacer lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan Manusia.

Awalnya memang Kacer akan glabrakan tidak karuan dan bahkan bisa sampai luka-luka, tapi tidak perlu kuatir karena hal itu hanya akan berlangsung selama beberapa hari saja, karena setelah satu minggu Kacer sudah mejadi lebih tenang jika ada orang yang lewat didekat kandangnya, walaupun masih ketakutan ketika diangkat kandangnya.

• Mandikan Kacer dengan cara disemprot menggunakan sprayer sampai basah kuyup. Ingat, proses pemandian harus sampai basah kuyup. Karena pada saat basah kuyup, Kacer akan lebih tenang karena kedinginan, dan pada saat itulah Kacer juga akan merasa lapar karena membutuhkan banyak kalori untuk menghangatkan tubuhnya.

Kesempatan ini kita gunakan untuk memberikan jangkrik pada Kacer langsung dari tangan kita. Lakukan cara ini setiap hari pada pagi dan sore hari agar Kacer merasa tergantung pada kita dan akan lebih cepat mengenal kita sebagai perawatnya.

• Pada malam hari Kacer tidak perlu dikerodong, tempatkan diruangan yang sering digunakan untuk beraktifitas keluarga kita, misalnya diruang tamu atau diruang keluarga yang sering kita gunakan untuk berkumpul dengan keluarga atau untuk menonton TV agar Kacer terbiasa dengan keberadaan Manusia disekitarnya.

• Biasakan untuk selalu memberikan jangkrik pada saat kita lewat didekat kandangnya. Dengan begitu, lama-kelamaan Kacer akan tergantung kepada kita untuk meminta makan, dan ketika kita lewat didekatnya, Kacer tidak akan takut lagi, tapi justru akan mengejar kita untuk meminta makan.

• Kacer yang masih terlalu giras tidak perlu dikerodong pada siang dan malam hari, dan juga tidak perlu di umbar karena akan membuat Kacer semakin giras. Ablak saja setiap hari ditempat yang ramai agar Kacer yang giras tersebut lebih cepat mapan dan cepat beradaptasi dengan lingkungannya.

Baca juga:

Perawatan ekstrim untuk Kacer petarung

Penyebab Kacer salto dan cara mengatasinya

Tips perawatan dan pemasteran Kacer wulung (Dada hitam) agar ngeplong dan gacor

Cara melatih Kolibri Ninja (Konin) bahan/bakalan agar mau makan kroto

Demikian sedikit informasi tentang cara menjinakkan Kacer yang terlalu giras. Untuk informasi lain seputar burung Kacer bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Kacer Poci
400

Perawatan khusus untuk Murai Batu (MB) petarung

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Perawatan untuk Murai Batu (MB) lapangan jelas berbeda dengan perawatan Murai Batu rumahan. Pasalnya, Murai Batu lapangan dituntut harus memiliki stamina dan mental yang tangguh agar bisa bertanding dengan Murai-Murai terbaik lainnya di arena lomba.

Agar jiwa petarungnya menjadi semakin kuat, maka Murai Batu (MB) wajib diberikan perawatan yang terbaik, dan perawatan khusus tersebut kadang bisa dikatakan ekstrim jika dibandingkan dengan perawatan Murai Batu rumahan.

Perawatan khusus untuk Murai Batu (MB) petarung tersebut harus dilakukan secara detail dan konsisten, antara lain:

• Pengembunan
• Mandi
• Jemur
• Pakan dan Ekstra fooding (EF)
• Pengerodongan
• Umbaran
• Untulan
• Pemasteran

Semua tahapan perawatan tersebut harus dilakukan secara konsisten agar Murai Batu (MB) menjadi semakin tangguh dan bringas ketika bertarung digantangan tanpa menunjukkan perilaku negatif seperti Ngelowo/Ngebatman, Ngetem, Ngeruji, dan perilaku-perilaku nakal lainnya ketika dilapangan.

Berikut ini adalah tahapan perawatan ekstrim khusus untuk Murai Batu (MB) petarung/fighter tinggi:

• Pengembunan

Lakukan pengembunan setiap pagi kalau kondisi cuaca cerah agar Murai Batu (MB) bisa menghirup udara segar pagi hari dan menikmati suasana pagi hari yang merupakan suasan favorit bagi burung-burung di alam bebas untuk berkicau. Selain itu, udara segar pagi hari juga dapat membuat emosi Murai Batu menjadi lebih stabil.

• Mandi

Mandikan Murai Batu (MB) setiap hari ketika Matahari sudah mulai bersinar. Mandi akan membuat Murai Batu merasa segar dan nyaman sehingga secara naluri akan menjadi lebih rajin berkicau untuk menarik perhatian lawan jenisnya, selain itu mandi juga bermanfaat untuk meredam emosi Murai Batu yang terlalu tinggi.

Dan jika emosi Murai Batu (MB) terlalu over dan menjadi galak/agresif, maka bisa dimandikan 2x dalam sehari untuk mendinginkan suhu tubuhnya, sehingga emosinya menjadi lebih stabil.

• Jemur

Penjemuran sangat bermanfaat untuk Murai Batu (MB), selain untuk menjaga kesehatan burung, penjemuran juga bermanfaat untuk melatih stamina dan nafas Murai Batu agar lebih tahan banting ketika bertanding dilapangan.

Jemur Murai Batu (MB) sampai terlihat mangap dan gelisah. Pada saat dijemur, pakan dan air minumnya sebaiknya di ambil untuk melatih ketahanan fisik dari Murai Batu terhadap cuaca panas dan rasa lapar. Selain itu juga agar lendir-lendir ditenggorokan Murai Batu bisa keluar.

• Pakan dan Ekstra fooding (EF)

Untuk settingan harian berikan full Ekstra fooding (EF) atau pakan alami agar hampir sama dengan kehidupan dihabitat aslinya, tapi pilih jenis Ekstra fooding (EF) yang mengandung protein tinggi tapi yang tidak berpotensi menaikkan suhu tubuh Murai Batu (MB) yang terlalu drastis.

Berikan pakan alami seperti jangkrik alam, belalang, ulat daun pisang dan kroto dalam jumlah yang cukup agar Murai Batu (MB) tidak perlu lagi mengkonsumsi voer.

Tapi agar lebih mudah dan tidak repot, berikan saja jangkrik alam sekenyangnya untuk settingan hariannya, dan juga kroto segar yang bisa diberikan 3x dalam seminggu untuk mendongkrak birahinya, sedangkan ulat daun pisang atau ulat bumbung bisa diberikan seminggu sekali untuk meredam emosinya karena pada tubuh kedua jenis ulat tersebut mengandung banyak air sehingga sifatnya mendinginkan.

Voer bisa tetap disediakan dalam cepuk hanya untuk antisipasi kalau Murai Batu (MB) masih merasa lapar, karena biasanya kalau Murai Batu diberikan pakan full Ekstra fooding (EF) setiap harinya, maka tidak akan mau mengkonsumsi voer lagi.

Pilih voer dengan kandungan protein yang tinggi dan usahakan untuk menggunakan voer dengan warna yang netral dan tidak mencolok. Karena voer dengan warna cerah/mencolok, kemungkinan besar menggunakan pewarna kimia yang akan berakibat negatif jika dikonsumsi Murai Batu (MB) dalam jangka panjang.

• Pengerodongan

Agar karakter fighternya tetap terjaga, maka Murai Batu (MB) harus banyak dikerodong setiap harinya (full kerodong) untuk menjaga suhu tubuh dan emosinya agar tetap berada pada level yang ideal.

Selain bermanfaat untuk menjaga mental fighter dan emosi Murai Batu (MB), Pengerodongan juga bertujuan agar Murai Batu lebih banyak istirahat untuk menyimpan tenaga dan tidak membuang-buang tenaga untuk berkicau dirumah.

Dari segi keamanan, kerodong juga berfungsi untuk melindungi Murai Batu (MB) dari cuaca dingin dan agar tidak memakan serangga-serangga beracun yang sering mengerubungi lampu pada malam hari.

• Umbaran

Umbar Murai Batu (MB) seminggu 3x untuk melatih otot-otot tubuhnya agar lebih kuat dan juga agar staminanya semakin prima. Umbaran juga bermanfaat untuk mengurangi stres pada Murai Batu karena setiap hari terkurung didalam kandang yang sempit yang ditutup kerodong.

Terapi umbaran juga dapat menurunkan emosi dan birahi Murai Batu (MB) yang terlalu berlebihan. Tapi ketika akan dilombakan, stop Pengumbaran pada H-4 sebelum lomba, setiap hari full kerodong setelah dilakukan perawatan harian seperti Pengembunan, Mandi dan Jemur.

• Untulan

Pada saat di umbar, masukkan burung-burung kecil sebagai untulan agar Murai Batu (MB) mengejar dan menghajar burung untulan tersebut untuk melampiaskan emosinya. Terapi ini memang tergolong ekstrim dan sadis, tapi sangat efektif untuk mendongkrak mental fighter dari Murai Batu.

Dengan diberikan burung untulan untuk dihajar, maka Murai Batu (MB) akan menjadi petarung sejati yang bringas karena merasa lebih dominan dan selalu menang dari burung-burung lainnya.

• Pemasteran

Murai Batu (MB) lapangan harus memiliki materi isian yang akan terdengar dominan ketika digantangan. Maka dari itu, Murai Batu lapangan wajib di master dengan burung-burung masteran seperti Cililin, Cucak jenggot, Kenari, Kapas tembak, Lovebird, Ciblek dan lainnya agar suaranya terdengar paling dominan ketika dilombakan.

Karena jika Murai Batu (MB) memiliki materi lagu yang mewah dan melimpah, maka akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi Murai Batu tersebut. Selain itu, Murai Batu juga akan merasa semakin percaya diri ketika membawakan lagu-lagunya.

Baca juga:

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Mengenal kelebihan Murai Batu ekor hitam (Black tail)

Manfaat terapi sauna untuk mendongkrak mental fighter Cendet/Pentet

Penanganan yang tepat untuk Cucak Ijo (CI) macet bunyi

Demikian sedikit informasi tentang perawatan khusus untuk Murai Batu (MB) petarung. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB) bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB)
400

Ciri-ciri perbedaan Lovebird Pastel Kuning (Paskun) dan Lovebird Lutino

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Jika kita melihat sekilas antara Lovebird Pastel Kuning (Paskun) dan Lutino, memang terlihat sangat mirip dengan warna dan bentuk fisik yang hampir sama. Tapi jika kita perhatikan dengan seksama, ada beberapa ciri-ciri yang membedakan keduanya.

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri perbedaan antara Lovebird Paskun dan Lutino:

• Mata

Lovebird Pastel Kuning (Paskun), memiliki mata hitam/normal seperti Lovebird jenis lainnya, sedangkan Lovebird Lutino memiliki mata dengan warna yang berbeda, yaitu warna merah sehingga banyak yang menyebutnya dengan istilah Lovebird Lutino mata merah.

• Kaki

Warna kaki Lovebird Lutino mirip dengan warna kaki Lovebird Albino yaitu berwarna putih, sedangkan Lovebird Paskun memiliki warna kaki abu-abu atau kehitaman sama seperti jenis Lovebird lain pada umumnya.

Warna kaki tersebut merupakan ciri yang paling penting untuk membedakan antara Lovebird Pastel Kuning (Paskun) dan Lovebird Lutino.

• Warna bulu

Lovebird Pastel Kuning (Paskun) biasanya memiliki warna bulu kuning cerah tapi ada kombinasi warna kehijauan (semu hijau) pada bagian dada dan juga pada bagian sayapnya.

Sedangkan Lovebird Lutino, memiliki warna bulu kuning yang sangat cerah dan bersih, tidak ada semburat warna hijau sedikitpun.

Bulu dibagian leher Lovebird Lutino berwarna merah cerah dan pekat, sedangkan warna bulu leher Lovebird Pastel Kuning (Paskun), cenderung merah pudar/tipis/samar-samar.

• Ekor

Pada bagian pangkal ekor Lovebird Pastel Kuning (Paskun) berwarna keunguan, sedangkan pangkal ekor Lovebird Lutino berwarna merah.

• Warna bulu kepala sampai leher

Lovebird Lutino memiliki warna merah keemasan pada bagian kepala sampai lehernya. Sedangkan warna bulu pada bagian kepala sampai leher Lovebird Pastel Kuning (Paskun) berwarna merah dengan gradasi warna kuning, jadi warna merahnya tidak sepekat Lovebird Lutino.

Baca juga:

Ciri-ciri khusus Lovebird jantan dan betina

Kawin cabut cara ampuh untuk mengatasi Lovebird over birahi (OB)

Tips dan trik menjodohkan Lovebird untuk pemula

Perawatan harian Lovebird (LB) muda/paud agar rajin ngekek

Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri perbedaan Lovebird Pastel Kuning (Paskun) dan Lovebird Lutino. Untuk informasi lain seputar Lovebird bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima Kasih

Lovebird Lutino dan Lovebird Paskun
400

Ciri-ciri Trucukan jantan dan betina yang akurat

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Trucukan/Trocok adalah salah satu jenis burung kicauan yang paling stabil dipasaran, baik popularitas maupun harganya yang tidak mengalami kenaikan atau penurunan yang terlalu signifikan.

Dari dulu sampai sekarang, Trucukan tetap memiliki banyak penggemar walaupun jarang ada lomba untuk kelas Trucukan. Hal itu bisa dilihat dengan tetap larisnya bahan/bakalan Trucukan ombyokan dipasar dan kios-kios burung, bahkan harganya cenderung terus naik walaupun tidak signifikan.

Burung klasik ini banyak dipelihara karena suara ropelnya yang khas mirip suara Cucakrowo, tapi untuk memiliki Trucukan yang bisa rajin berkicau ropel dan ngeroll harus yang berjenis kelamin jantan, walaupun Trucukan betina juga bisa bunyi ropel, tapi cederung putus-putus tidak bisa ngeroll panjang seperti Trucukan jantan.

Untuk membedakan jenis kelamin Trucukan memang tidak mudah, karena jika dilihat secara fisik, antara Trucukan jantan dan betina memang serupa dan sulit dibedakan. Terkadang banyak para penggemar Trucukan yang keliru dalam menentukan jenis kelamin Trucukan, seperti misalnya:

• Warna lidah dan mulut

Banyak yang meyakini jika lidah dan mulut Trucukan yang berwarna kuning berarti berjenis kelamin jantan dan pasti suaranya bagus, memang hal itu ada benarnya karena warna kuning tersebut menandakan umur Trucukan sudah matang/dewasa, dan semakin tua usia seekor Trucukan maka kualitas suaranya akan semakin bagus. Tapi warna kuning pada mulut Trucukan tersebut bukan merupakan penanda jenis kelaminnya, tapi menandakan umur Trucukan yang sudah matang/dewasa.

• Bentuk ekor

Bentuk ekor V atau rapat/mengumpul bukan merupakan penanda jenis kelamin Trucukan, tapi menandakan jika burung dalam kondisi on fire atau top perform.

• Postur tubuh

Postur tubuh Trucukan yang besar atau kecil bukan penentu jenis kelaminnya, karena baik Trucukan jantan maupun betina ada yang memiliki body besar dan kecil. Tapi untuk Trucukan jantan rata-rata memiliki postur tubuh yang lebih panjang dengan ekor yang juga lebih panjang serta cara berdiri yang lebih tegak sehingga terlihat gagah.

• Ngleper

Ngleper bukan merupakan ciri Trucukan jantan atau betina, melainkan perilaku burung ketika dalam kondisi birahi sebagai cara dari seekor Trucukan untuk menarik perhatian pasangannya. Biasanya ketika memasuki musim kawin, mayoritas Trucukan akan berperilaku ngleper.

• Warna bulu

Warna bulu yang mengkilap bukan merupakan penanda jenis kelamin Trucukan, melainkan tanda bahwa burung dalam kondisi sehat dan kecukupan gizi, karena bulu yang mengkilap tersebut menandakan kalau burung dalam kondisi fit sehingga mampu memproduksi lebih banyak lapisan minyak seperti lilin yang melapisi bulu-bulunya, sehingga bulu-bulu Trucukan menjadi tampak mengkilap dan tidak mudah basah jika terkena air.

NB: Ciri-ciri di atas, tidak bisa dijadikan patokan untuk menentukan jenis kelamin Trucukan.

Berikut ini adalah ciri-ciri Trucukan jantan dan betina yang akurat:

• Jambul Trucukan jantan sering berdiri tegak (njegrak) dan terlihat gagah, sedangkan Trucukan betina jarang njambul dan ketika njambulpun jambulnya tidak berdiri penuh/pendek.

• Pada Trucukan jantan terdapat beberapa helai bulu halus (rambut) dibelakang kepalanya, bulu-bulu tersebut mulai tumbuh ketika Trucukan berumur 2-3 bulan, sedangkan Trucukan betina tidak memiliki bulu-bulu halus (rambut) dibagian belakang kepalanya.

• Lingkaran hitam di sekitar mata Trucukan jantan terlihat lebih hitam pekat, tebal dan bulat solid, sedangkan lingkaran hitam disekitar mata Trucukan betina terlihat lebih tipis dan warnanya hitam pudar.

• Bulu yang menutupi bagian telinga Trucukan jantan terlihat lebih menonjol keluar dan tebal, sedangkan pada Trucukan betina bulu telinganya tipis dan tidak menonjol keluar, bahkan terkadang terlihat bolong atau tidak terututup rapat.

• Postur tubuh Trucukan jantan lebih panjang dengan bulu ekor yang juga lebih panjang dengan cara berdiri yang lebih tegak sehingga terlihat gagah. Sedangkan postur tubuh Trucukan betina cenderung lebih pendek (buntet) dengan bulu ekor yang lebih pendek.

Karakteristik Trucukan jantan:

• Lebih rajin berkicau walaupun dalam keadaan mabung atau nyulam bulu.

• Rata-rata Trucukan jantan yang sudah dewasa memiliki suara ropelan panjang dan ngeroll, walaupun ada juga yang suaranya pendek dan putus-putus tapi tetap memiliki lebih banyak variasi kicauan.

• Rata-rata Trucukan jantan memiliki volume suara yang lebih keras dan nyaring.

Karakteristik Trucukan betina:

• Walaupun bisa gacor, tapi ketika memasuki masa mabung atau nyulam bulu menjadi jarang berkicau.

• Trucukan betina juga ada yang dapat bersuara ropel seperti jantan, tapi rata-rata lebih pendek dan putus-putus.

• Suara kicauan Trucukan betina cenderung monoton dan lebih banyak mengeluarkan suara panggilan (call) daripada suara ropelan (plik-plokan).

• Rata-rata Trucukan betina memiliki volume suara yang lebih kecil dan kurang nyaring.

Baca juga:

Perawatan Trucukan pada saat mabung/nyulam bulu

Cara merawat Trucukan bahan/bakalan agar cepat ropel dan nggaruda

Ciri-ciri perbedaan Pleci jantan dan betina paling akurat

Penanganan yang tepat untuk Cucak Ijo (CI) macet bunyi

Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri Trucukan jantan dan betina yang akurat. Untuk informasi lain seputar burung Trucukan bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Trucukan Jantan dan Trucukan Betina
400

Kualitas Perkutut Lokal vs Perkutut Bangkok

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Secara fisik, antara Perkutut Lokal dan Perkutut Bangkok memang sangat mirip, baik dari bentuk fisik, warna bulu dan juga corak bulunya.

Keduanya masing-masing memiliki penggemar sendiri. Ada yang gandrung dengan Perkutut Lokal dan menjadikannya sebagai klangenan, ada juga yang sangat fanatik dengan Perkutut Bangkok sebagai klangenannya, walaupun untuk saat ini Perkutut Bangkok lebih populer dibanding Perkutut Lokal.

Naiknya popularitas Perkutut Bangkok tidak lepas dari maraknya kontes Perkutut yang saat ini hanya melombakan jenis Perkutut Bangkok, karena untuk jenis Perkutut Lokal saat ini memang tidak dilombakan lagi.

Dari segi kualitas, banyak penggemar Perkutut mengakui kalau Perkutut Bangkok memang memiliki keunggulan tersendiri. Keunggulan itu terletak pada suaranya yang memenuhi kriteria suara Perkutut yang berkualitas menurut standarisasi dari P3SI.

Keunggulan yang menonjol dari Perkutut Bangkok adalah pada karakter suaranya yang ngebass dan menghentak dengan suara ujung (tengkung) yang ndlosor dan menggema dengan irama yang merdu dan harmonis. Berbeda dengan suara Perkutut Lokal yang cenderung kecil dan cempreng.

Tapi bagi penggemar sejati Perkutut Lokal, suara anggungan Perkutut Lokal memiliki aura magis tersendiri yang mampu menyentuh hati dan menentramkan hati bagi yang mendengarnya. Sedangkan suara anggungan Perkutut Bangkok walaupun iramanya merdu dan harmonis, tapi terdengar hambar (Jawa:ampang) tidak menyentuh hati.

Keistimewaan lain dari Perkutut Bangkok pada usia 8 bulan sampai 1 tahun sudah bisa manggung dan pada usia 3 tahun sudah mulai gacor dan rajin manggung. Berbeda dengan Perkutut Lokal yang harus menunggu sampai usia 3 tahun baru dapat lancar manggung.

Tapi bedanya, semakin tua usia Perkutut Lokal maka kualitas suara anggungannya akan semakain bagus dan berkarakter, kualitas suaranya bisa bertahan sampai usia 25 tahun lebih. Sedangkan Perkutut Bangkok pada usia 5 tahun ke atas, kualitas suara anggungannya akan semakin menurun dan semakin tua usianya maka suaranya akan semakin gembos.

Umur Perkutut Lokal juga lebih panjang dari Perkutut Bangkok, dan daya tahan tubuh Perkutut Lokal juga lebih kuat dibanding Perkutut Bangkok.

Tahapan suara Perkutut dari piyik sampai gacor/rajin manggung:

• Ngikik
Perkutut masih bunyi Kwik.. Kwik..

• Ndhodok
Perkutut mulai bisa bunyi tut.. tut.. tut.. tut.. dan kadang-kadang sudah bisa bunyi hur.. ketek kuk..

• Layon
Perkutut sudah mulai rajin bunyi hur.. ketek kuk.. berulang-ulang, tapi masih jarang.

• Ngrenteng
Perkutut lebih rajin bunyi hur.. ketek kuk.. sampai 3 atau 4 kali berulang-ulang dengan tempo 10 menit.

• Medoti
Perkutut sudah bunyi hur.. ketek kuk.. sampai 5 atau 8 kali berulang-ulang dengan tempo 5-10 menit, kemudian jeda 15-30 menit lalu bunyi lagi.

• Manggung/Bocor/Gacor
Perkutut sudah mampu manggung terus-menerus dan bisa sampai 1 jam tanpa berhenti.

Pada awal-awal manggung suara Perkutut cenderung kurang stabil, tapi lama-kelamaan Perkutut akan mulai menemukan karakter suarannya.

Baca juga:

Ciri-ciri perbedaan Perkutut Lokal dan Perkutut Bangkok

Perawatan khusus untuk Perkutut mabung

Makna katuranggan Perkutut

Jamu tradisional untuk Perkutut agar rajin manggung dan gacor

Demikian sedikit informasi tentang kualitas Perkutut Lokal vs Perkutut Bangkok. Untuk informasi lain seputar burung Perkutut bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Perkutut Bangkok vs Perkutut Lokal
 
Support : Creating Website | ub Blog | Toko KembarTemplate
Copyright © 2011. Alamat lengkap - All Rights Reserved
Template Created byCreating Website | ub Blog | Toko KembarTemplate
Copyright © 2011. Alamat lengkap - All Rights Reserved
Selamat Datang
Selamat Datang