Selamat Datang, Mau pasang Iklan ? email ke aksarakuning@gmail.com Alamat lengkap Tuliskan Deskripsi Yang Akan Anda Tampilkan
Latest Post
400

Ciri-ciri fisik/katuranggan trotolan Murai Batu (MB) yang bagus dan prospek

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Setiap individu Murai Batu (MB) apapun jenisnya pasti memiliki karakter dan kualitas berbeda-beda, baik dari segi mental, kecerdasan, maupun kemampuannya dalam berkicau masing-masing pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.

Jika kita berniat memelihara Murai Batu (MB) dari anakan/trotolan, maka kita harus mengetahui ciri-ciri fisik/katuranggannya agar mendapatkan anakan/trotolan Murai Batu yang berkualitas.

Karena jika kita memilih untuk memelihara Murai Batu (MB) anakan/trotolan, maka kita tidak bisa melihat secara langsung seperti apa kualitas dari trotolan Murai Batu tersebut. Berbeda jika kita membeli Murai Batu dewasa yang sudah jadi (gacor), yang bisa langsung kita pantau seperti apa kualitasnya, baik dari segi mental maupun suaranya.

Dan berikut ini adalah beberapa ciri-ciri anakan/trotolan Murai Batu (MB) yang prospek:

Pengaruh genetik

Faktor keturunan sangat menentukan kualitas dari anakan/trotolan Murai Batu (MB), karena anakan Murai Batu memiliki kemungkinan besar mewarisi kemampuan/talenta dari indukannya, baik talenta dari indukan jantan maupun indukan betina.

Salah satu cara untuk mendapatkan anakan/trotolan Murai Batu (MB) yang berkualitas adalah dengan membelinya dipenangkaran, karena kita bisa tau silsilah keturunannya.

Perilaku

Karakter dari masing-masing anakan Murai Batu (MB) pasti berbeda-beda, dan perbedaan karakter tersebut bisa kita lihat jika kita melolohnya sendiri.

Anakan Murai Batu (MB) yang berkualitas dan memiliki mental yang bagus bisa dilihat dari perilakunya yang lebih aktif meminta makan dengan bukaan paruh paling lebar, teriakannya paling keras, dan paling dominan di antara anakan lainnya dengan sering merebut jatah pakan untuk anakan lainnya.

Jika anakan Murai Batu (MB) diloloh oleh indukannya, karakter dari masing-masing anakan bisa lebih terlihat karena indukan Murai Batu justru akan lebih memperhatikan/memprioritaskan untuk memberi makan anaknya yang paling kuat dan aktif.

Hal itu adalah insting dari indukan Murai Batu (MB) yang mungkin menganggap bahwa anakan tersebutlah yang paling memiliki kemungkinan untuk hidup dan akan menjadi pewarisnya.

Anakan Murai Batu (MB) dengan karakter demikian nantinya setelah dewasa akan memiliki mental fighter yang tangguh (tipe fighter tinggi). Karakter tersebut sudah terlihat dari perilakunya yang terlihat paling agresif dan paling kuat di antara yang lainnya.

Sifat egois dan mau menang sendiri tersebut justru yang harus dimiliki oleh Murai Batu (MB) lapangan, karena Murai Batu adalah jenis burung fighter yang akan mempertahankan wilayah teritorialnya mati-matian.

Katuranggan

• Pilih trotolan Murai Batu (MB) yang memiliki ukuran kepala besar, karena biasanya Murai Batu (MB) yang berkepala besar memiliki kecerdasan dan kemampuan untuk merekam suara-suara masteran dengan lebih baik. Dari segi penampilan juga akan terlihat lebih sangar jika memiliki kepala yang besar.

• Pilih trotolan Murai Batu (MB) yang memiliki Mata besar dan melotot dengan sorot mata yang tajam seolah mengintimidasi. Murai Batu dengan ciri tersebut memiliki mental fighter yang tangguh dan akan mengintimidasi lawannya dengan tatapan matanya.

• Pilih trotolan Murai Batu (MB) yang memiliki paruh besar dan terlihat kokoh pada bagian pangkalnya, serta memiliki sobekan mulut yang lebar sampai mendekati matanya. Bentuk paruh seperti itu akan menghasilkan suara dengan volume keras dan tembus.

• Pilih Murai Batu (MB) yang memiliki leher besar, panjang dan kokoh, atau biasa disebut leher beton karena cenderung memiliki volume suara di atas rata-rata, tapi suara yang dihasilkannya lebih dominan suara-suara tembakan, dan akan terdengar kaku ketika membawakan lagu-lagu ngeroll.

Sedangkan Murai Batu (MB) yang memiliki leher lebih kecil dan panjang memiliki kemampuan membawakan lagu-lagu dengan irama yang lebih merdu dibanding Murai Batu yang memiliki leher besar dan kokoh. Murai Batu yang memiliki leher kecil dan panjang cenderung memiliki tipe suara roll tembak yang harmonis.

• Pilihlah trotolan Murai Batu (MB) yang memiliki postur tubuh panjang karena akan terlihat lebih gagah dan atletis. Murai Batu dengan ciri tersebut di yakini memiliki nafas yang lebih panjang dan stamina yang lebih mumpuni, sehingga durasi kerjanya bisa lebih maksimal.

• Pilih Murai Batu (MB) yang memiliki sayap yang panjang menjuntai sampai menyentuh ekornya. Dengan ukuran sayap yang panjang, Murai Batu bisa terbang lebih cepat dan bisa terbang menjelajah lebih jauh untuk mencari sumber makanan.

Jika Murai Batu (MB) di karuniai sayap yang panjang, tentunya Murai Batu tersebut juga dibekali stamina yang prima serta nafas yang panjang agar bisa menggunakan sayapnya tersebut untuk terbang lebih cepat dan lebih jauh.

• Pilihlah Murai Batu (MB) yang memiliki ukuran kaki besar dengan jari-jari kaki yang panjang. Karena semakin panjang jari-jari kakinya, maka semakin kuat pula cengkeraman kakinya pada tangkringan ketika Murai Batu tersebut sedang bertarung mengeluarakan segala kemampuan berkicaunya. Sedangkan untuk warna kaki sebetulnya tidak berpengaruh pada mental Murai Batu (MB).

• Pilihlah Murai Batu (MB) dengan daun ekor yang tipis karena lebih ringan dan tidak akan membebani Murai Batu pada saat bertarung. Begitu juga dengan ukuran panjang ekornya, jika tujuannya untuk dilombakan maka jangan memilih Murai Batu dengan ukuran ekor yang terlalu panjang, karena akan membebani dan menghambat gerakan Murai Batu ketika sedang ngeplay sehingga staminanya akan lebih cepat terkuras.

• Pilih Murai Batu (MB) dengan warna bulu hitam pekat dan mengkilap kebiruan, karena rata-rata Murai Batu dengan warna bulu hitam mengkilap kebiruan memiliki mental yang bagus (tipe fighter tinggi) dibandingkan dengan Murai Batu kebanyakan.

Ciri-ciri Murai Batu (MB) di atas bisa kita gunakan untuk memilih Murai Batu trotolan dan juga Murai Batu bahan yang belum bunyi untuk meramal potensinya di masa depan.

Sedangkan untuk ciri-ciri Murai Batu (MB) dengan melihat warna bulunya hanya bisa digunakan untuk Murai Batu dewasa dan juga Murai Batu muda hutan (MH).

Tapi jika kita membeli Murai Batu (MB) yang sudah jadi (gacor), dan kita sudah mendengar seperti apa suaranya atau sudah melihat performanya secara langsung, maka masalah ciri-ciri fisik/katuranggan tersebut tidak perlu dihiraukan lagi.

Baca juga:

Pemasteran Murai Batu (MB) trotolan yang tepat dan efektif

Tips merawat beberapa ekor Murai Batu (MB) dalam satu rumah

Cara menjinakkan Murai Batu (MB) yang giras dan glabrakan

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri fisik/katuranggan trotolan Murai Batu (MB) yang bagus dan prospek. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) trotolan
400

Ekstra fooding (EF) yang cocok untuk Pleci serta manfaatnya

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Pleci adalah burung kecil yang istimewa, burung ini terkenal dengan suara ngalasnya yang keras dan melengking. Selain suara ngalas, Pleci juga bisa bersuara ngeroll dengan melantunkan suara isian yang bervariasi.

Pleci termasuk burung yang cerdas dan bisa menirukan suara-suara burung lain yang sering didengarnya. Tapi agar Pleci bisa bersuara ngalas ngeroll dan buka paruh, maka Pleci harus mendapatkan perawatan yang baik dan juga harus diberikan Ekstra fooding (EF) yang cocok untuk mendongkrak birahi dan staminanya.

Berikut ini adalah beberapa jenis Ekstra fooding (EF) yang cocok untuk Pleci agar performanya bisa maksimal:

Ulat kandang (UK)

Ulat kandang (UK) memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dari ulat hongkong (UH), Walaupun ukurannya kecil, tapi ulat kandang (UK) memiliki kandungan protein yang tinggi dan memiliki manfaat yang besar untuk Pleci.

Ulat Kandang (UK) dapat membuat Pleci lebih gacor dan lebih banyak bersuara ngalas dan ngeplong daripada ngeriwiknya. Tapi perlu di ingat, kandungan protein pada ulat kandang (UK) yang tinggi dapat membuat tingkat birahi Pleci berada pada titik maksimal yang berpotensi menyebabkan over birahi (OB) jika diberikan dalam porsi yang berlebihan.

Ulat kandang (UK) cukup diberikan seminggu 3x saja dengan porsi setengah sendok teh untuk sekali pemberian.

Kroto

Kroto memiliki kandungan ptotein yang tinggi dengan tekstur lunak dan mudah dikonsumsi oleh Pleci. Efek kroto sangat signifikan jika diberikan pada Pleci, yaitu dapat membuat Pleci memjadi rajin bunyi dan gacor sepanjang hari.

Tapi perlu di ingat, Pleci yang diberikan Ekstra fooding (EF) kroto cenderung lebih banyak bersuara ngeriwik dan teler dengan mengeluarkan semua materi isiannya.

Pemberian kroto yang berlebihan juga tidak baik untuk Pleci, karena dapat menyebabkan kegemukan, dan akibatnya Pleci menjadi kurang aktif bergerak dan juga malas bunyi.

Sebaiknya kroto cukup diberikan 3x seminggu saja dengan porsi satu sendok teh untuk sekali pemberian.

Jangkrik

Jangkrik adalah Ekstra fooding (EF) yang bersifat netral, fungsinya untuk mendongkrak birahi dan stamina Pleci. Tapi perlu di ingat, kandungan protein jangkrik juga cukup tinggi, dan jika diberikan secara berlebihan juga dapat menyebabkan Pleci menjadi over birahi (OB).

Ulat hongkong (UH)

Ulat hongkong (UH) bermanfaat untuk menambah volume suara Pleci agar lebih rajin ngeplong dan buka paruh ketika berkicau.

Ulat hongkong (UH) juga bermanfaat untuk mejaga suhu tubuh Pleci di musim hujan agar tetap hangat.

Berikan ulat hongkong (UH) yang masih berwarna putih/baru berganti kulit sebanyak 1-2 ekor saja setiap pagi dan sore, karena jika ulat hongkong (UH) diberikan secara berlebihan dapat menyebabkan over birahi (OB), dan bahkan bisa menyebabkan bulu-bulunya rontok.

Baca juga:

Ciri-ciri perbedaan Pleci jantan dan betina paling akurat

Settingan harian Kolibri Ninja (Konin) agar gacor dan ngobra

Cara melatih Kolibri Ninja (Konin) bahan/bakalan agar mau makan kroto

Perawatan khusus agar Pleci ngalas ngeroll dan buka paruh

Demikian sedikit informasi tentang Ekstra fooding (EF) yang cocok untuk Pleci serta manfaatnya. Untuk informasi lain seputar burung Pleci, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Pleci dakun buka paruh
400

Penyebab dan solusi Cucak ijo (CI) yang hanya gacor dirumah tapi bisu digantangan

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Ketika kita memiliki Cucak ijo (CI) yang gacor, pasti akan timbul keinginan untuk menggantang Cucak ijo (CI) kesayangan kita tersebut di arena lomba/latber.

Tapi sering kali harapan kita untuk menang menjadi kandas, karena jangankan bisa juara, bahkan Cucak ijo (CI) yang tadinya sangat gacor ketika dirumah menjadi diam membisu ketika digantangan.

Kadang kita terlalu yakin dan percaya diri untuk langsung melombakannya, karena pada saat dirumah Cucak ijo (CI) tersebut sangat gacor dengan materi isian yang melimpah. Tapi seringkali kita kecewa karena ketika digantang, Cucak ijo (CI) yang super gacor tersebut hanya diam saja.

Hal itu dikarenakan mental dari Cucak ijo (CI) tersebut belum terlatih karena belum terbiasa dengan suasana lomba burung kicau yang begitu ramai dengan banyak orang dan banyak burung-burung lain.

Jadi, sebaiknya sebelum kita melombakan Cucak ijo (CI), lebih baik dilatih dulu dirumah dengan ditrek dengan beberapa Cucak ijo (CI) lainnya untuk mengukur sampai dimana performa Cucak ijo (CI) kita tersebut.

Setelah kita tau seperti apa performanya dan kita rasa Cucak ijo (CI) tersebut memiliki mental dan kualitas yang bagus untuk dilombakan, maka kita bisa mulai mencobanya untuk mengikuti latber terlebih dulu untuk membiasakannya dengan suasana lomba agar mentalnya semakin terasah.

Selain karena mental Cucak ijo (CI) yang belum terlatih, ada beberapa faktor lain yang mungkin menyebabkan Cucak ijo (CI) hanya gacor dirumah saja, antara lain:

Terbiasa hanya digantang di satu tempat saja

Ketika dirumah, Cucak ijo (CI) terbiasa hanya digantang di satu tempat saja setiap harinya, sehingga ketika berpindah tempat gantangan, Cucak ijo (CI) tersebut merasa tidak nyaman dan enggan untuk berkicau.

Solusinya:

Biasakan ketika dirumah, tempat menggantangnya selalu berpindah-pindah untuk membiasakan Cucak ijo (CI) agar cepat beradaptasi ditempat baru dan berani berkicau dimanapun digantangkan.

Mental rumahan/non fighter

Karakter Cucak ijo (CI) yang non fighter/jago kandang memang sulit untuk bisa tampil dilapangan, walaupun saat dirumah sangat gacor tapi ketika bertemu banyak lawan digantangan, Cucak ijo (CI) tersebut akan ketakutan dan tidak berani bersuara.

Solusinya:

Untuk masalah tersebut memang sulit untuk diperbaiki, sebaiknya cari gacoan baru yang memiliki karakter fighter agar lebih mudah memolesnya. Karena jika kita mempertahankan Cucak ijo (CI) dengan karakter non fighter tersebut untuk menjadi gacoan kita, maka hanya akan membuang waktu, tenaga, dan biaya saja karena kekecewaanlah yang nantinya akan kita dapatkan.

Kurangnya pemasteran

Cucak ijo (CI) yang tidak memiliki banyak isian akan kehabisan materi ketika dilombakan dan hanya akan diam saja, atau menjadi tidak percaya diri karena tidak memiliki materi lagu untuk mengimbangi suara-suara kicauan lawannya yang bervariasi.

Solusinya:

Lakukan pemasteran secara rutin dan konsisten dengan suara-suara burung masteran yang cocok dengan karakternya, sehingga Cucak ijo (CI) akan memiliki materi lagu yang mewah dan melimpah.

Usia Cucak ijo (CI) masih terlalu muda

Usia Cucak ijo (CI) yang masih terlalu muda mentalnya masih belum stabil, sehingga ketika bertemu lawan yang lebih mapan/dewasa mentalnya menjadi down.

Solusinya:

Sebaiknya jika usia Cucak ijo (CI) masih terlalu muda jangan dilombakan dulu karena dapat berakibat pada rusaknya mental dari Cucak ijo (CI) muda tersebut.

Berikan perawatan yang terbaik dulu, latih mentalnya dan siapkan materinya sampai usia Cucak ijo (CI) tersebut mapan dan siap untuk dilombakan.

Demam panggung

Cucak ijo (CI) yang masih demam panggung/belum terbiasa dengan suasana keramaian di arena lomba cenderung akan diam saja ketika dilombakan, karena Cucak ijo (CI) tersebut masih merasa asing dan belum terbiasa berada ditengah keramaian dan banyak burung lain disekitarnya.

Solusinya:

Sering dibawa ke arena lomba/latber untuk membiasakannya dengan keramaian, walaupun tidak digantang setidaknya bisa melatih mentalnya agar berani berkicau di tempat ramai.

Takut dengan sesuatu

Cucak ijo (CI) yang takut pada sesuatu, seperti warna-warna tertentu atau benda-benda tertentu yang membuatnya tertekan, cenderung akan gelisah dan tidak mau berkicau ketika sesuatu yang ditakutinya tersebut ada disekitarnya.

Solusinya:

Biasakan Cucak ijo (CI) untuk melihat sesuatu yang ditakutinya tersebut setiap hari, tapi cara ini harus dilakukan secara bertahap agar Cucak ijo (CI) tidak stres.

Perlihatkan sesuatu yang ditakuti Cucak ijo (CI) tersebut dari mulai jarak yang jauh dan terus didekatkan sampai Cucak ijo (CI) tidak takut lagi dan tetap berkicau walaupun sesuatu yang ditakutinya tersebut berada dekat disekitarnya.

Settingan lomba

Jika Cucak ijo (CI) belum ketemu settingan lomba yang tepat, maka kondisi birahi dan emosinya tidak berada pada tingkat yang ideal untuk bertarung. Maka yang terjadi, Cucak ijo (CI) tidak dapat mencapai performa terbaiknya dan menyebabkannya tidak bisa nampil ketika dilombakan.

Solusinya:

Settingan lomba untuk Cucak ijo (CI) lebih menitik beratkan pada pengaturan tingkat birahi dan emosinya. Kondisi birahi dari Cucak ijo (CI) lebih dominan dipengaruhi oleh faktor pemberian Ekstra fooding (EF), sedangkan emosinya lebih dipengaruhi oleh faktor penjemuran dan pengerodongan.

Untuk mendapatkan settingan yang tepat, kita harus berani melakukan trial error (otak-atik settingan), sehingga kita tau apa jenis Ekstra fooding (EF) yang cocok untuk Cucak ijo (CI) gacoan kita dan berapa banyak takaran yang harus diberikan, sehingga tidak kurang ataupun over.

Settingan emosi Cucak ijo (CI) cenderung dipengaruhi oleh birahinya. Artinya, jika Cucak ijo (CI) sedang over birahi (OB) maka akan cenderung menjadi galak, dan demikian juga sebaliknya.

Selain itu, emosi Cucak ijo (CI) juga bisa dikarenakan oleh karakter dari burung itu sendiri, baik karakter bawaan burung tersebut yang memang tipe fighter maupun karakter yang muncul karena pengaruh dari perawatan sehari-harinya.

Rata-rata Cucak ijo (CI) memiliki karakter lambat panas, hal ini bisa disiasati dengan cara full kerodong dan mengurangi intensitas mandi serta memaksimalkan durasi penjemurannya. Bisa juga di charge dengan Cucak ijo (CI) betina sebelum lomba.

Berikan menu serta jenis Ekstra fooding (EF) yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter dari Cucak ijo (CI) agar dapat tampil maksimal ketika dilombakan.

Baca juga:

Penyebab Cucak ijo (CI) didis ketika dilombakan dan cara mengantisipasinya

Penyebab Cucak Ijo (CI) lambat panas dan cara mengatasinya

Penanganan yang tepat untuk Cucak Ijo (CI) macet bunyi

Ciri-ciri perbedaan Cucak Ijo (CI) jantan dan betina muda/trotolan yang akurat

Demikian sedikit informasi tentang penyebab dan solusi Cucak ijo (CI) yang hanya gacor dirumah tapi bisu digantangan. Untuk informasi lain seputar Cucak ijo (CI), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Cucak ijo (CI)
400

Penyebab kanibal pada Kacer dan cara mengatasinya

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Dalam memelihara Kacer, kadang kita temui Kacer yang berperilaku tidak normal, salah satunya adalah kanibal (cabut bulu). Perilaku negatif tersebut akan mengakibatkan kerusakan pada bulu-bulu Kacer di bagian-bagian tertentu, seperti bulu sayap, bulu dada, bulu dibagian perut, bulu paha, dan bulu ekornya karena dipatuki sendiri.

Perilaku kanibal/cabut bulu tersebut bisa disebabkan karena Kacer mengalami kondisi tertentu yang membuatnya merasa tertekan dan frustasi kemudian melampiaskannya dengan mematuki bulunya sendiri (kanibal).

Perilaku kanibal/cabut bulu tersebut tentunya akan membuat bulu-bulu Kacer menjadi rusak dan berantakan. Akibatnya penampilan fisiknya menjadi kurang menarik, dan akan menurunkan nilai jualnya walaupun Kacer tersebut gacor.

Perilaku kanibal pada Kacer bisa disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:

Kurang nutrisi

Kacer yang kekurangan nutrisi cenderung akan menjadi lemah secara fisik, walaupun mentalnya bagus tapi tanpa didukung stamina yang bagus, maka ketika Kacer tersebut bertemu lawan yang tangguh tidak akan mampu melawan dengan maksimal. Dan yang terjadi Kacer menjadi frustasi kemudian akan melampiaskan emosinya dengan mencabuti bulunya sendiri (kanibal).

Atau bisa juga perilaku kanibal tersebut di akibatkan karena Kacer kekurangan asupan kalsium, sehingga Kacer akan mencari sumber kalsium dari bulu dan kukunya sendiri dengan cara menggigit bulu-bulunya atau bahkan kuku-kukunya untuk mendapatkan asupan kalsium.

Over birahi (OB)

Perilaku kanibal/cabut bulu pada Kacer juga bisa disebabkan karenan Kacer dalam kondisi over birahi (OB) yang dipengaruhi karena kelebihan asupan protein dari pemberian pakan yang mengandung protein tinggi seperti jangkrik dan kroto dalam jumlah yang berlebihan.

Jika kondisi birahi tersebut sudah terlalu over dan tidak pernah tersalurkan dalam waktu lama akan membuat Kacer merasa frustasi, dan akan melampiaskan rasa frustasinya dengan mencabuti bulu-bulunya sendiri (kanibal).

Sebetulnya Kacer memang harus dalam kondisi birahi agar lebih rajin berkicau dan gacor, tapi jika kondisi birahi tersebut sudah melewati batas (over), maka Kacer tersebut akan melakukan perilaku-perilaku negatif sebagai pelampiasan dari rasa frustasinya tersebut, di antaranya adalah perilaku kanibal (cabut bulu).

Over emosi

Rata-rata Kacer yang berperilaku kanibal adalah Kacer dengan tingkat emosional yang tinggi/fighter tinggi. Dan pada saat Kacer tersebut tidak mendapatkan lawan untuk melampiaskan emosinya yang meluap-luap, maka bentuk pelampiasan dari emosinya adalah dengan mencabuti bulu-bulunya sendiri.

Penjemuran yang terlalu lama dan pemberian Ekstra fooding (EF) yang berpotensi menaikkan suhu tubuh seperti misalnya ulat hongkong (UH), juga dapat memicu naiknya emosi Kacer dan menyebabkan naluri bertarungnya berkobar. Tapi jika kondisi siap tempur tersebut tidak dilampiaskan dengan dipertemukan lawan (ditrek/dilombakan), maka Kacer akan berpotensi menjadi kanibal/mencabuti bulu-bulunya sendiri sebagai bentuk pelampiasan dari emosinya yang terlalu tinggi.

Kalah mental

Perilaku kanibal juga bisa disebabkan karena Kacer merasa tertekan/kalah mental dari Kacer lain yang lebih dominan. Hal itu sering terjadi pada Kacer muda yang mentalnya belum stabil tapi dipaksakan untuk mengikuti lomba.

Mental Kacer yang masih muda cenderung belum stabil, sehingga jika dipaksakan untuk mengikuti lomba atau dipertemukan dengan lawan yang sudah mapan (dewasa), maka akan menyebabkan Kacer muda tersebut menjadi tertekan/down.

Hal itu akan menyebabkan Kacer muda tersebut melakukan tingkah laku yang tidak menentu sebagai bentuk pelampiasan dari rasa frustasinya, salah satunya dengan mematuki bulunya sendiri (kanibal).

Kacer kanibal/cabut bulu karena terserang kutu

Jika Kacer kanibal/cabut bulu karena terserang kutu, maka untuk mengatasinya bisa dibaca disini

Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi perilaku kanibal/cabut bulu pada Kacer:

Pemberian Ekstra fooding (EF) dengan menu dan porsi yang tepat

Pemberian menu Ekstra fooding (EF) untuk Kacer memang sangat penting untuk memaksimalkan performanya, karena jenis pakan hewani tersebut adalah pakan alami Kacer di habitat aslinya, sehingga sangat penting diberikan ketika Kacer dipelihara dalam kandang agar kebutuhan nutrisi Kacer tetap terpenuhi.

Tapi porsi dan jenisnya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan juga karakter dari Kacer tersebut, sehingga tidak berpotensi menyebabkan Kacer melakukan perilaku-perilaku negatif yang di akibatkan dari kekurangan atau kelebihan asupan Ekstra fooding (EF) dan juga salah pemberian jenis Ekstra fooding (EF).

Misalnya:

• Untuk Kacer yang memiliki karakter fighter tinggi/emosional, Ekstra fooding (EF) yang cocok diberikan adalah yang mengandung protein tinggi tapi yang tidak berpotensi menaikkan suhu tubuh terlalu drastis, seperti: jangkrik, kroto dan ulat daun pisang dengan porsi yang cukup banyak untuk mendongkrak birahinya.

• Untuk Kacer dengan karakter fighter rendah/kurang emosi, Ekstra fooding (EF) yang cocok diberikan adalah yang dapat meningkatkan suhu tubuh secara drastis, seperti: jangkrik, ulat hongkong (UH) dan larva tawon untuk mendongkrak emosinya.

Jadi intinya, agar Kacer tidak melakukan perilaku-perilaku negatif seperti mbagong, kanibal, dan lainnya, maka kita harus memberikan pakan yang berkualitas untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya, tapi jenis dan porsinya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter dari Kacer yang kita rawat tersebut.

Perawatan harian yang tepat dan terjadwal

Perawatan harian untuk Kacer harus dilakukan secara rutin dan terjadwal, misalnya:

• Mandi

Perawatan mandi untuk Kacer juga harus dilakukan dengan tepat dan konsisten. Untuk Kacer dengan karakter fighter tinggi/emosional, harus sering dimandikan untuk meredam emosinya yang meluap-luap. Pengembunan juga perlu dilakukan secara rutin untuk Kacer tipe ini.

Dan untuk Kacer dengan karakter fighter rendah/kurang emosi, intensitas mandinya dikurangi agar suhu tubuhnya tidak ngedrop yang akan mengakibatkan emosinya semakin rendah.

• Jemur

Penjemuran memang harus dilakukan secara rutin untuk menjaga kesehatan Kacer. Penjemuran juga berperan penting untuk mengatur suhu tubuh ideal Kacer yang berkaitan dengan tingkat emosinya.

Untuk Kacer dengan karakter fighter tinggi/emosi tinggi, penjemuran dilakukan secukupnya saja, karena Kacer tipe ini emosinya sudah meluap-luap, jadi tidak perlu digenjot dengan penjemuran lagi.

Sedangkan untuk Kacer dengan karakter fighter rendah/lambat panas, durasi penjemuran harus semaksimal mungkin untuk mendongkrak emosinya agar lebih agresif, karena Kacer tipe ini cenderung kurang emosi/lambat panas, jadi emosinya harus digenjot dengan penjemuran yang lama.

Jadi intinya, perawatan harian seperti mandi dan jemur juga harus dilakukan secara tepat dan konsisten sesuai dengan karakternya agar suhu tubuh Kacer berada pada level yang ideal, sehingga Kacer selalu dalam kondisi fisik yang prima dan tidak melakukan perilaku-perilaku negatif seperti mbagong, kanibal, dan lainnya.

Pengumbaran

Pengumbaran juga perlu dilakukan secara teratur dan terjadwal. Selain untuk melatih stamina dan nafas Kacer, pengumbaran juga bermanfaat sebagai sarana refreshing agar Kacer tidak mengalami stres karena terlalu lama berada dalam kandang harian yang membatasi ruang geraknya.

Stres berkepanjangan yang di alami Kacer juga dapat memicu timbulnya perilaku-perilaku negatif seperti mbagong dan kanibal jika tidak segera di atasi.

Terapi umbaran bisa mengurangi stres pada Kacer karena ketika berada di dalam kandang umbaran yang luas, Kacer dapat terbang lebih leluasa menggerakkan otot-otot sayapnya yang sudah lama tidak digunakan untuk terbang.

Hal itu akan membuat Kacer merasa lebih bebas dab rileks, apalagi jika didukung dengan suasana disekitar kandang umbaran yang dikondisikan seperti di habitat aslinya dengan banyak pepohonan, tentunya akan lebih efektif.

Sesekali juga bisa diberikan untulan burung kecil yang dimasukkan kedalam kandang umbaran untuk melampiaskan emosinya.

Sering ditrek/dilombakan

Kacer yang berperilaku kanibal, rata-rata adalah Kacer yang memiliki karakter fighter tinggi. Kacer dengan karakter tersebut cenderung sangat agresif dan selalu ingin bertarung.

Perilaku kanibal tersebut adalah bentuk pelampiasan dari emosinya yang tidak tersalurkan. Jadi, jika kita memiliki Kacer dengan karakter tersebut, maka kita harus sering mempertemukannya dengan Kacer lain untuk ditrek atau membawanya ke arena Latber/Lomba agar emosinya terlampiaskan.

Baca juga:

Mengatur keseimbangan antara birahi dan emosi pada Kacer lomba

Perawatan ekstrim untuk Kacer petarung

Penyebab Kacer salto dan cara mengatasinya

Cara merawat Kacer mabung/ngurak yang tepat

Demikian sedikit informasi tentang penyebab kanibal pada Kacer dan cara mengatasinya. Untuk informasi lain seputar Kacer, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Kacer kanibal ekor
400

Syarat mutlak agar burung layak menjadi juara

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Untuk dapat mengorbitkan seekor burung agar menjadi juara, syaratnya tidak hanya harus gacor dan bisa nampil saja ketika dilombakan. Tapi untuk bisa juara, burung harus memiliki kualitas yang bagus dari segala aspek yang telah ditentukan dalam kriteria penilaian lomba burung kicau.

Dalam penyelenggaraan lomba burung kicau, ada beberapa kriteria dasar penilaian yang sudah menjadi pakem dan kesepakatan bersama, yaitu:

Irama lagu

Irama lagu adalah point penilaian yang utama dalam lomba burung kicau. Irama lagu merupakan suatu rangkaian suara kicauan dari seekor burung yang memiliki alunan nada dengan tempo ketukan yang dibawakan secara teratur dan serasi.

Irama lagu meliputi rangkaian kombinasi naik turunnya nada, kombinasi panjang pendeknya lagu, dan kombinasi speed antara satu lagu dengan lagu lainnya yang dirangkai serta dibawakan secara harmonis sehingga menjadi satu rangkaian lagu yang terdengar merdu dan tidak berantakan.

Irama lagu yang baik adalah yang memiliki kombinasi lengkap, yaitu: bervariasi, tanpa jeda, memiliki tonjolan (tembakan), permainan speed dan ritme lagu yang ideal, spasi nada, materi lagu yang variatif, tidak terpotong-potong dan tidak diulang-ulang.

Irama lagu yang baik harus membentuk keserasian dari seluruh materi lagu yang dimiliki oleh seekor burung. Disamping itu, burung harus rajin melantunkan irama-irama lagu yang masuk kriteria penilain juri sewaktu lomba berlangsung, yaitu suara-suara tonjolan yang terdengar lebih dominan dari suara burung-burung lainnya sehingga lebih mudah terpantau.

Volume

Volume meliputi tebal tipisnya suara, yaitu kenceng, sedang, dan kecil. Burung tidak hanya bersuara keras/kenceng saja, tapi lebih menitik beratkan pada kualitas suara burung. Bukan volume suara yang paling keraslah yang dinilai paling baik, tapi harus ada unsur-unsur lainnya seperti kemerduan suara. 

Kualitas volume suara burung yang baik adalah suara burung yang empuk (enak didengar) dan tidak cempreng, suaranya juga harus jernih (kristal), tidak parau dan bersuara nyaring (lantang/tembus).

Fisik

Untuk penilaian Fisik dapat dilakukan dengan penglihatan secara langsung. Yaitu burung harus sehat, tidak memiliki cacat fisik, warna bulu bagus dan sempurna (bulu tidak kusam dan tidak rusak), dan hal-hal lainnya yang terlihat.

Gaya main

Untuk penilaian gaya main sangat dinamis karena tergantung dari gaya dan karakter yang menjadi ciri khas dari masing-masing jenis burung. Tapi intinya, burung harus bunyi (berkicau) stabil di atas tangkringan dan tampil menarik sewaktu berkicau, tidak berperilaku nakal seperti ngeruji, ngelantai, salto dan lainnya yang dapat mengurangi point penilaian dari juri lomba.

Jadi kesimpulannya, lomba burung kicau adalah lomba adu suara kicauan burung, atau bisa di artikan juga lomba seni suara burung, dan tentunya yang harus menjadi point penilaian utama adalah kualitas kicauannya (irama lagu) burung, bukan gaya main burung, bukan kandang burung yang mewah dan mahal, dan bukan siapa pemilik dari burung tersebut. 

Jadi, hal terpenting yang harus kita perhatikan untuk mencetak burung agar bisa berprestasi di arena lomba adalah kualitas suara kicauannya. Walaupun aspek-aspek lainnya juga tidak kalah penting, karena masing-masing saling memiliki keterkaitan satu dengan lainnya agar burung menjadi yang terbaik dan layak menjadi juara.

Kualitas irama lagu dan materi lagu yang bagus dari seekor burung, tidak bisa muncul tiba-tiba dengan sendirinya, tapi harus melalui proses panjang dari mulai perawatan harian sampai pada pemasteran yang tepat dan konsisten.

Baca juga:

Kriteria penilaian lomba pada beberapa jenis burung kicau

Penyebab Murai Batu (MB) ngetem saat lomba

Penyebab Cucak Ijo (CI) lambat panas dan cara mengatasinya

Cara membentuk Kacer agar lebih fighter, gacor dan buka ekor

Demikian sedikit informasi tentang syarat mutlak agar burung layak menjadi juara. Untuk informasi lain seputar burung kicau, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Lomba burung kicau
400

Tips untuk mengatasi Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu

Balik ke Rumah Maca Kabeh

Dalam memelihara Murai Batu (MB), kadang kita temui Murai Batu yang berperilaku tidak normal, salah satunya adalah kanibal (cabut bulu). Perilaku negatif tersebut akan mengakibatkan kerusakan pada bulu-bulu Murai Batu pada bagian-bagian tertentu, seperti bulu sayap, bulu dada, bulu dibagian perut, bulu paha, dan bulu ekornya karena dipatuki sendiri.

Perilaku tidak normal tersebut bisa disebabkan karena Murai Batu (MB) mengalami kondisi tertentu yang menyebabkannya tertekan dan frustasi kemudian melampiaskannya dengan mematuki bulunya sendiri (kanibal).

Perilaku kanibal tersebut tentunya akan membuat bulu-bulunya menjadi rusak dan berantakan. Akibatnya penampilan fisik Murai Batu (MB) tersebut menjadi kurang menarik, dan walaupun burung tersebut gacor pasti akan menurunkan harga jualnya.

Perilaku kanibal pada Murai Batu (MB) bisa disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:

Pemberian jenis pakan dan porsi yang tidak tepat

Pemberian pakan dengan porsi yang tidak tepat (kurang atau over), dan juga jenis pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan juga karakter dari Murai Batu (MB) bisa menjadi penyebab timbulnya perilaku kanibal tersebut.

Ada beberapa jenis kanibal pada Murai Batu (MB) yang disebabkan karena pemberian pakan yang tidak tepat, yaitu:

• Kekurangan nutrisi

Kanibal yang disebabkan karena Murai Batu (MB) kekurangan kalsium, sehingga Murai Batu akan mencari sumber kalsium dari bulu dan kukunya dengan cara mencabuti bulu-bulunya atau bahkan kuku-kukunya untuk mendapatkan asupan kalsium.

• Over birahi (OB)

Kanibal yang disebabkan karena Murai Batu (MB) kelebihan asupan protein dari pemberian pakan yang mengandung protein tinggi seperti jangkrik dan kroto dalam jumlah yang berlebihan yang mengakibat Murai Batu mengalami over birahi (OB), dan kondisi birahi yang terlalu over tersebut jika tidak tersalurkan dalam waktu lama akan dilampiaskan dengan mencabuti bulu-bulunya sendiri (kanibal).

Sebetulnya Murai Batu (MB) memang harus dalam kondisi birahi agar lebih rajin berkicau dan gacor, tapi jika kondisi birahi tersebut sudah melewati batas (over), maka Murai Batu tersebut akan melakukan perilaku negatif sebagai pelampiasan dari rasa frustasinya tersebut, di antaranya adalah perilaku kanibal (cabut bulu).

• Over emosi

Penjemuran dan pemberian Ekstra fooding (EF) yang berpotensi menaikkan suhu tubuh seperti misalnya ulat hongkong (UH), akan menyebabkan emosi dari Murai Batu (MB) meningkat dan menyebabkan naluri fighter Murai Batu meluap-luap. Tapi jika kondisi siap tempur tersebut tidak dilampiaskan dengan dipertemukan lawan (ditrek/dilombakan), maka Murai Batu akan mengalami over emosi akibat tidak adanya lawan ketika kondisi emosinya sedang naik.

Keadaan tersebut berpotensi menyebabkan Murai Batu (MB) menjadi kanibal dan mematuki bulunya sendiri sebagai pelampiasan dari emosinya yang terlalu tinggi.

Murai Batu (MB) tertekan karena kalah mental

Kanibal pada Murai Batu (MB) juga bisa disebabkan karena tertekan/kalah mental dari Murai Batu lain yang lebih dominan.

Mental Murai Batu (MB) yang masih muda cenderung belum stabil, sehingga jika dipaksakan untuk mengikuti lomba atau dipertemukan dengan Murai Batu yang sudah mapan (dewasa), maka akan menyebabkan Murai Batu muda tersebut menjadi tertekan/terintimidasi.

Hal itu akan menyebabkan Murai Batu (MB) muda melakukan tingkah laku yang tidak menentu sebagai pelampiasan dari rasa frustasinya, salah satunya dengan mematuki bulunya sendiri (kanibal).

Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu karena terserang kutu

Jika Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu karena terserang kutu, untuk mengatasinya bisa dibaca disini

Ada beberapa cara untuk mengatasi perilaku kanibal pada Murai Batu (MB), antara lain:

Settingan Ekstra fooding (EF)

Pemberian menu Ekstra fooding (EF) untuk Murai Batu (MB) memang sangat penting untuk memaksimalkan performanya, karena jenis pakan hewani tersebut adalah pakan alami Murai Batu di habitat aslinya.

Tapi porsi dan jenisnya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan juga karakter dari Murai Batu (MB) tersebut, sehingga tidak berpotensi menyebabkan Murai Batu melakukan perilaku-perilaku negatif.

Misalnya:

• Untuk Murai Batu (MB) yang memiliki karakter fighter tinggi/emosional, Ekstra fooding (EF) yang cocok diberikan adalah yang mengandung protein tinggi tapi yang tidak berpotensi menaikkan suhu tubuh secara drastis, misalnya: jangkrik dan kroto dengan porsi yang cukup banyak untuk mendongkrak birahinya.

• Untuk Murai Batu (MB) dengan karakter fighter rendah/kurang emosi, Ekstra fooding (EF) yang cocok diberikan adalah yang dapat meningkatkan suhu tubuh secara drastis, misalnya: ulat hongkong (UH) dan larva tawon untuk mendongkrak emosinya.

Jadi intinya, agar Murai Batu (MB) tidak melakukan perilaku-perilaku negatif seperti kanibal, maka kita harus memberikan pakan yang berkualitas untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dari Murai Batu (MB), tapi jenis dan porsinya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter dari Murai Batu yang kita rawat tersebut.

Perawatan harian yang tepat dan terjadwal

Perawatan harian untuk Murai Batu (MB) harus dilakukan secara rutin dan terjadwal, misalnya:

• Mandi

Perawatan mandi untuk Murai Batu (MB) juga harus dilakukan dengan tepat dan konsisten. Untuk Murai Batu dengan karakter fighter tinggi/emosional, harus sering dimandikan untuk meredam emosinya yang meluap-luap.

Dan untuk Murai Batu (MB) dengan karakter fighter rendah/kurang emosi, intensitas mandinya dikurangi agar suhu tubuhnya tidak ngedrop yang akan mengakibatkan emosinya semakin rendah.

• Jemur

Penjemuran memang harus dilakukan secara rutin untuk menjaga kesehatan Murai Batu (MB). Penjemuran juga berperan penting untuk mengatur suhu tubuh ideal Murai Batu yang berkaitan dengan tingkat emosinya.

Untuk Murai Batu (MB) dengan karakter fighter tinggi/emosional, penjemuran dilakukan secukupnya saja, karena Murai Batu tipe ini emosinya sudah tinggi, jadi tidak perlu digenjot dengan penjemuran lagi.

Untuk Murai Batu (MB) dengan karakter fighter rendah/lambat panas, durasi penjemuran harus maksimal untuk mendongkrak emosinya agar lebih agresif, karena Murai Batu tipe ini cenderung kurang emosi/lambat panas, jadi emosinya harus digenjot dengan penjemuran yang lama.

Jadi intinya, perawatan harian seperti mandi dan jemur juga harus dilakukan secara tepat dan konsisten sesuai dengan karakternya agar suhu tubuh Murai Batu (MB) berada pada level yang ideal, sehingga Murai Batu selalu dalam kondisi fisik yang prima dan tidak melakukan perilaku-perilaku negatif seperti kanibal dan lainnya.

Pengumbaran

Pengumbaran juga perlu dilakukan secara teratur dan terjadwal. Selain untuk melatih stamina dan nafas Murai Batu (MB), pengumbaran juga bermanfaat sebagai sarana refreshing untuk Murai Batu agar tidak mengalami stres karena terlalu lama berada dalam kandang harian yang membatasi ruang geraknya.

Stres berkepanjangan yang di alami Murai Batu (MB) juga dapat memicu timbulnya perilaku-perilaku negatif seperti kanibal jika tidak segera di atasi. Dan terapi umbaran bisa mengurangi stres pada Murai Batu, karena ketika berada di dalam kandang umbaran yang luas, Murai Batu dapat terbang lebih leluasa menggerakkan otot-otot sayapnya yang sudah lama tidak digunakan untuk terbang.

Hal itu akan membuat Murai Batu (MB) merasa lebih rileks, apalagi jika didukung dengan suasana disekitar kandang umbaran yang dikondisikan seperti di habitat aslinya dengan banyak pepohonan, tentunya akan lebih efektif.

Sering ditrek/dilombakan

Murai Batu (MB) yang berperilaku kanibal, rata-rata adalah Murai Batu yang memiliki karakter fighter tinggi. Murai Batu dengan karakter tersebut cenderung sangat agresif dan selalu ingin bertarung.

Perilaku kanibal tersebut adalah bentuk dari pelampiasan emosinya yang tidak tersalurkan. Jadi, jika kita memiliki Murai Batu (MB) dengan karakter tersebut, maka kita harus rutin mempertemukannya dengan Murai Batu lain untuk ditrek atau membawanya ke arena Latber agar emosinya terlampiaskan.

Baca juga:

Pemasteran Murai Batu (MB) trotolan yang tepat dan efektif

Penyebab Murai Batu (MB) ngetem saat lomba

Faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu (MB) mabung/ngurak

Demikian sedikit informasi tentang tips untuk mengatasi Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) kanibal
 
Support : Creating Website | ub Blog | Toko KembarTemplate
Copyright © 2011. Alamat lengkap - All Rights Reserved
Template Created byCreating Website | ub Blog | Toko KembarTemplate
Copyright © 2011. Alamat lengkap - All Rights Reserved
Selamat Datang
Selamat Datang